Jumat, 22 Oktober 2010

Ibu tua dengan senyuman indah dan damai

Semenjak kecil dan bangkotan seperti ini, orang disekitar selalu berkhotbah dan berceramah tentang kebaikan dan kebajikan, tapi apakah yang menggembor-gemborkan hal seperti itu sudah melakukan tuntunan yang disampaikan kepada banyak orang dalam kehidupan sehari-hari mereka?. Tapi banyak juga orang yang melakukan kebaikan tanpa mengharapkan apapun dari apa yang dia lakukan, hanya rasa tulus dan perasaan yang sama sebagai makhluk yang serba kekurangan adalah dasar dari alasan tindakan tulus yang mereka lakukan.
Kita hanya sekumpulan manusia yang selalu mengeluh dan melakukan segala perbuatan hanya berpikir “apa ada manfaatnya ngga yha buat aku”? apa tidak pernah terlintas di otak kita “apakah hal ini bermanfaat untuk kaum yang membutuhkan”? apakah dengan cara/hal ini dapat membantu memperbaiki kehidupan mereka yang kesusahan.? Pernahkah kita berpikir, apa saja yang sudah kita lakukan untuk membantu sesama? Perbuatan apa yang mencerminkan kita pernah menolong yang kesusahan? Pantaskah, kalau kita hanya mengeluh dan hidup dengan keegoisan.?
Ketulusan adalah harga yang sangat mahal dan sangat langka untuk ditemui di dunia. Ketulusan merupakan prilaku sesosok manusia yang indah melakukan sesuatu karena dasar saling cinta sesama. Temukan orang yang tulus, dan belajarlah bagaimana dia untuk hidup, dan menghargai hidup. Semua orang memang pasti mati, tapi tidak semua orang hidup dengan “benar-benar hidup”. Satu hal yang pasti, ketulusan adalah cermin dari kehidupan yang sesungguhnya, karena dengan tulus, kita tidak akan terbebani oleh apa yang kita kerjakan, meskipun hal itu sekalipun tidak kita sukai, tapi dengan tulus, maka semuanya akan terasa indah dan bermakna.
Tulisan ini aku buat tepat setelah mendengar kabar wafatnya guru SMA pengajar Bahasa Arab, seorang Ibu tua yang setiap hari mengajar anak didiknya dengan menempuh perjalanan didampingi tukang becak saat pagi-pagi buta. Seorang ibu tua yang mengajar tulus apa adanya tanpa mengharapkan akan dikenang saat anak-anak didiknya mulai sukses dan hidup berkecukupan, ibu tua yang datang melewati pagar sekolah dengan sejuta senyuman manis yang indah dan damai. Sekarang dan detik ini, Jumat 22 Oktober 2010 pukul 09.05 WIB, beliau menghembuskan nafas terakhir, nafas yang terbang bersama malaikat yang sudah menjadi sahabatnya. Pintu gerbang kehidupan abadi menjemput, terima kasih Ibu Nurjannah. Senyum yang tak mungkin terlupakan sepanajang nafas masih terhembus dalam diri murid-murid ibu. Kan kami kenang kata-kata yang terlantun indah dari ucapan dan hati tulus ibu.

By BIBIL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar