Jumat dinihari aku melihat siaran televisi yang memberitakan kepanikan orang-orang yang menyelamatkan diri dari serbuan serangan debu merapi. Semua berbondong-bondong turun ke jalan untuk mencari tempat aman, desir debu sangat terasa seperti menembus layar tv dan menyesakkan dada. Jiwa bergetar ketika melihat tayangan anak kecil yang tubuhnya diselimuti pasir panas yang membakar kulit dan menyiksa batin kebahagiaan. Semua seperti terasa hitam pekat tanpa celah sinar yang dapat berkilau. Tangisan memekakan telinga dan pekikan jeritan memanggil nama orang yang sudah tiada ditelan abu merapi.
Banyak kehancuran tercipta dari mahakarya Merapi, harta masyarakat menjadi korban, dan yang paling menyedihkan adalah ketika kehilangan nyawa saudara-saudara kita. Tak pernah bisa dikembalikan dalam keadaan yang sebelumnya. Para anak kecil mungkin bertanya-tanya mengapa tempat tinggal yang penuh kebahagiaan dan keceriaan menjadi lahan kering tandus yang menyesatkan mata. Mengapa hari-hari yang indah bersama keluarga dan teman sudah tidak bisa dirasakan lagi di hari ini?, mengapa Merapi begitu murka kepada manusia?, apakah kita sudah sering menyakiti Merapi dan alam kita?
Bencana sudah terjadi, dan saatnya solidaritas sesama bangsa Indonesia ditumbuhkan untuk mengatasi masalah besar ini. Segala bentuk bantuan sangat penting dan sangat dibutuhkan bagi para korban Merapi. Tidak hanya uang, barang, ataupun tempat tinggal sementara, tapi juga hiburan dan keceriaan khusunya untuk anak-anak kecil yang mungkin dengan adanya kejadian ini akan menjadi trauma yang sangat mendalam bagi mereka. Mereka adalah saudara kita, mereka adalah anak-anak/adik-adik kita, mereka adalah manusia kecil yang sangat ingin dihibur dan mereka sangat tidak mengharapkan bencana/musibah ini menimpanya.
Segala harapan dan doa terucap untuk keselamatan mereka karena MEREKA ADALAH KITA. Everything do it for merapi victims.
Dan untuk korban meninggal, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Amin.
By BIBIL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar