Kamis, 04 Agustus 2011

KETIKA PEKIKAN JIWAKU UNTUK KAMU

Aku, tak ubahnya seorang bedebah yang ingin mendapat sedikit kasih.
Aku masih belum bisa berpaling meskipun nyatanya tak ada namaku dalam jiwamu.
Tak ada wajahku dibenakmu, Tak ada senyumku diingatanmu.
Dan ruang hatimu sudah tertutup oleh orang lain.

Aku, masih mau menjadi penyenangmu sesaat dan setelah itu kau kembali dengannya.
Aku tak peduli harus mendampingi kemana pun kamu berjalan,sekalipun ke pangkuan lelakimu.
Bagiku, senyummu saat bertemu dengannya telah menyiram jiwaku yang haus akan belaihan. Walaupun airnya terasa pahit. Sangat pahit.
Aku bercerita tentang wanita yang kurindu dihadapan kalian,
tanpa pernah sadari bahwa wanita itu adalah kamu.
Aku tak peduli harus mengorbankan semua yang kubangun dari awal, demi tuk sedikit senyummu.
Aku juga tak mempermasalahkan bila kau tak pernah mau berdua denganku, hanya sebatas rangkaian kata dalam media.
Aku beralaskan kasur pesakitan. Helaian kapuk seperti ranjau menjangkit lekat ke kulit dan tulangku. Tak terasa lagi apa itu manis dan nyenyak. Lagi-lagi aku tak peduli.
Sungguh hanya raut wajahmu itu yang ada di bayangku, benakku, jiwaku, hatiku, khayalku, mimpiku, dan otakku

KAMU, yang bisa membuat hidupku sedikit “rapi” dari sebelumnya yang sangat berantakan.
KAMU, yang menyongsong deras ke dasar pikiran dan jiwaku, menerobos dan menghapus sisa-sisa luka dasar dalam diriku.
KAMU, nampak sebagai permata berkilau bersinar dalam kepalaku yang sedang rusuh layaknya sampah yang berserakan.
KAMU, tak pernah terbayangkan bila seandainya ku dapat dekat denganmu. beban ini lepas.

Dan ketika malam datang, semua tetap seperti hampa. Tak ada warna disana, hanya gelap semata. Tak ada warna di hatiku juga.
Pergantian hari sudah seperti menunggu bertahun-tahun tanpa adanya kata indah.
Aku lakukan apapun demi KAMU, namun jangan pernah sekalipun tanyakan mengapa.
Aku masih menanti tanpa kejelasan yang pasti.
Aku berjalan di tepian yang terbatas oleh bayangan,
Bersandar pada kakilangit tak terbentuk.
Tiba orang yang menjual dunia dan bertanya padaku,
“mengapa kamu menunggu orang yang sudah jelas tidak mengharapkanmu?”
Dan kubalas, “Aku mau, karena hanya dia Saat ini yang bisa membangkitkan asa jiwaku tuk tetap hidup”

Datang pagi dengan embun diiringi udara segar dan senyum matahari,
Kata mereka itu sangat mempesona, namun bagiku hanya kiasan semata,
Ketika kusadari hidupku sangat kosong menanti separuh jiwaku.
Entah berapa lama aku kan tetap begini,
Aku tulus menanti’mu sampai suatu saat nanti ku berharap kau kan menyadarinya.
Kasihku padamu lebih dahsyat dari apa yang kau pikirkan.

Aku mau, menghabiskan sisa umurku tuk menanti sedikit keajaiban dari peluk’mu yang tertumpah.
Bantu aku keluar dari situasi yang menyesatkan jiwa ini.
Karena Doaku seperti najis yang susah terkabulkan.

Dan sekarang, aku Hanya bisa memandangi bentuk wajahmu dibalik layar berwarna.
Rintihanku dari roh yang paling dalam masih tak mampu membuang keraguanmu,
Pekikan jiwaku yang mengalir halus masih kau anggap suara angin belaka dan tak mampu meluluhkan dan menjinakkan hatimu.
Meskipun aku seperti Iblis, tapi aku mempunyai ketulusan mencintaimu seperti manusia yang seutuhnya.
Sepenuhnya untuk kamu, yang mereka sebut SAESARIA.

Sabtu, 30 Juli 2011

3 lagu untuk kamu yg sudah meruntuhkan jiwaku

1. Davinci – Tak mungkin benar
Sejenak aku terpaku tak biasa
Menatapmu aku membisu yang ku rasa
Mungkinkah kini ada cinta
Yang melawan hatiku
Dahulu aku yang tak pernah bisa

Tak mungkin benar rasa di hatiku
Berdetak deras jantung tak menentu
Jika mungkin benar hatiku begitu
Masih kah ku ragu ragu

Saat waktu berlalu benarkah ini
Sungguh ku takut bila ku tertipu
Setengah mati

2. Peewee Gaskins – Everyday & Everynight
And this will lead to the time
We spent the night and talked about our lives
And don't forget to say goodnight
And I look you in the eyes
The temperature was cold but didn't mean anything
Since then I miss you everyday and everynight
Everyday and everynight

I came between the doorstep and window
I'll let you see the part of the world you haven't seen before
So take me by the hand let's go
As this drama just begun

Dan ini akan menghabiskan waktu
Kita menghabiskan malam dan berbicara tentang kehidupan kita
Dan jangan lupa untuk mengucapkan selamat malam
Dan aku menatap mata’mu
Suhu dingin, tapi tidak berarti apa-apa
Semenjak itu aku merindukan kamu setiap hari dan setiap malam
setiap hari dan setiap malam

Aku datang diantara pintu dan jendela
Aku membiarkan kamu melihat sisi dari dunia yang belum pernah kamu lihat sebelumnya
genggam tanganku dan mari kita pergi
Seperti drama yang baru saja dimulai

3. Rudye – Something Better
it started on the day that i met you
oh you were there. you're standing there smiling
now every night, i'm thinking of you, do you think of me?
oh baby

you used to say that i'm not in love with you seriously
but now as you're ready to go, i realized how deep i am into you
so now i. i'm living my life for you
i. i'm dying to let you know
you. you are the one that i've been waiting for

but now i. i have to let you go
i. i'm breaking my heart for you
you. you will find something better there, without me by your side
and now i'm here. where all the things changes so suddenly
and suddenly i know that you will leave.
you're leaving me here alone by my self
i used to know, that i am in love with you seriously
but now as you're ready to go, i'm thinking that i have to let you go

it started out when you gave me a smile
and now i'm here, i'm thinking of you my dear
but now you're gone and you will find something better there

bermula pada hari aku bertemu kamu
kau ada di sana. kau berdiri di sana tersenyum
sekarang setiap malam, aku memikirkan tentangmu, apa kamu memikirkanku juga?

kamu mengatakan bahwa aku tidak serius mencintaimu
tapi sekarang karena kamu akan pergi, aku menyadari seberapa dalam sayangku ke kamu.
sekarang, hidupku hanya untukmu.
Aku sekarat untuk memberi tahumu
kamu adalah satu-satunya orang yang aku tunggu

tapi sekarang, aku harus membiarkan kamu pergi
Aku patah hati
kamu akan menemukan sesuatu yang lebih baik di sana, tanpa aku di sampingmu
dan sekarang aku di sini. di mana semua hal berubah tiba-tiba
dan tiba-tiba aku tahu bahwa kamu akan pergi.
kau meninggalkan aku di sini sendirian
aku katakan, bahwa aku mencintaimu dengan serius
tapi sekarang kamu akan pergi, aku berpikir bahwa aku harus membiarkan kamu pergi

itu dimulai ketika kamu memberiku senyuman
dan sekarang aku di sini, aku berpikir tentangmu sayangku
tapi sekarang kau pergi dan kau akan menemukan sesuatu yang lebih baik di sana
----------------------------------------------------------------------------------------


Untuk KAMU :
tak pernah ku merasakan mati dalam sekian detik. Aku yang dianggap mereka sebagai “autis”, tiba-tiba hanya bisa terdiam terpaku dan membisu saat menatapmu. Melihat senyummu, meruntuhkan jiwaku dan menyapu pisau dalam jantungku. Ketika suaramu menghantam angin, yang kurasakan hanyalah tenang dan damai.

semenjak itu, setiap detik otakku hanya tercurah pada sosokmu. Dinginnya udara tak berarti apa-apa bagiku, yang terasa Cuma panas dalam hati. Untuk kamu yang disana sebagai highclass, dan aku pengagummu dari kaum underclass terhina. Hanya sekedar ingin kamu tahu, aku menyayangimu jauh sebelum aku mengenal namamu. Aku, yang selama ini tidak pernah diharapkan oleh siapapun, mencoba tuk dapatkan sedikit sisa perhatianmu. Biarkan aku menunjukan sisi dunia yang belum pernah kamu lihat.

rasa sayangku ke kamu ibarat melukis langit malam dengan tinta hitam, memperjelas apa yang sudah jelas. Benakku hanya berkutat memikirkan keadaan dirimu. Aku bisa melukis raut wajahmu dengan darahku dan mematrinya dalam jiwaku.
Namun kusadari pada akhirnya kau akan pergi meninggalkan ku disini sendiri.
Yang bisa kulakukan hanyalah menanti kesempatan yang tipis, “hanya menunggu harapan yang sirna”.
JEJAKI KISAH, HENTIKAN RESAH, PELIPIS TAWA, SAKIT MENYIKSA, SENYUMAN HINA, PELUK TERTUMPAH.

Senin, 03 Januari 2011

Seng Tuku Ayu Tenanan

Dalam perhitungan berjalannya hari, Jumat adalah hari yang menandakan akan adanya akhir pekan. Bagi umat muslim taat, jumat merupakan hari kebesaran dan sacral, bahkan dianjurkan untuk lebih banyak beribadah serta menghentikan aktifitas rutin harian sementara. Ustadz dan Da’I menjadi incaran masjid2 & musholla untuk menyampaikan ceramah agama yang terkadang ditumpangi suatu kepentingan.

Sebagai muslim aku menunaikan shalat jumat tiap minggunya dan 4 kali tiap bulan. Masjid bernama Ar Fachrudin, masjid kampus tempatku bersujud dalam rintihan dosa yang menumpuk di jiwa tersakiti oleh cacatnya kehidupan. Biasanya aku pergi juma’atan dengan Nazir, teman kos seksi konsumsi, disebut seksi konsumsi karena paling sering dititipin teman2 untuk cari makan dan camilan. Dengan motor Jupiter Z biru dikirim langsung oleh orangtuanya dari tanah borneo nan indah, tidak hanya alamnya, wanitanya juga indah (menurutku). Nazir, mahasiswa matematika computer angkatan 2008 bermata sipit berperawakan agak pendek namun sedikit lebih gempal. Lincah dalam bertindak dengan khas bicara cepat logat orang dayak.

Jumat itu seperti jumat2 biasanya, pagi hari di kos cempe tak ada kegiatan berarti, hanya browsing dan menonton tv. Jam sudah di 11.32
Aku : e bungul, ayo jumatan?.
Nazir : yo, ayo. (sudah sedikit mulai lancer berbahasa jawa).

Beberapa minggu terakhir ini, aku amati suatu ritual aneh yang dilakukan bocah bungul asal kalsel tersebut. Tiap pagi adalah waktu dia melakukan ritual itu. Membutuhkan air yang cukup banyak untuk melakukannya. Motor pasti diparkir di tengah lahan parkir mini kos dengan posisi standar tengah. Ritual itu “cuci motor”, entah petunjuk dari dukun atau paranormal mana orang ini ko tiap jumat nyuci motor. Apa emang dianjurin ya kalo jumat itu ngga badan/manusia ajah yang harus bersih, motor juga harus bersih. “jangan2 motor ini tiap jumat ngelakuin “mandi besar” bareng2 ama yang punya ya”? haha.

Mungkin karena saking sayang ama motornya kali ya,? Anehnya lagi, uda tauk kalo jumat siang/sore gitu sering hujan, e malah masih tetep aja dimandiin tuh motor. Dipake jumatan kehujanan, pulangnya dicuci lagi. Kalo motornya kena hujan langsung dimandiin/dicuci, kenapa orangnya ngga sesering gitu juga ya mandinya? Haha.

Motor sudah dipanasin, langsung cabut berangkat shalat jumat bersama saudara Nazir Bungul. Sesampainya di masjid, mencermati khutbah menjadi sesuatu yang menarik karena disampaikan dalam bentuk persoalan2 nyata dalam kehidupan sehari-hari, tidak lagi monoton seperti jaman dulu yang inti ceramahnya itu2 saja tanpa ada contoh implementasi yang jelas pada kehidupan nyata, terutama saat perkembangan jaman mulai menggila seperti ini.

Ibadah khusyu’ shalat jumat telah terlaksana, waktunya melanjutkan aktifitas idaman di atas kasur bulukan ditemani selimut bergaris2 dengan warna dasar putih ala selimut di kamar rumah sakit. Tidur, kegiatan menjenuhkan tapi nikmat dilakukan. Apalagi bisa berselancar dalam mimpi bermakna yang diidam-idamkan di kehidupan nyata namun tak pernah tersampaikan.

Terdengar suara pintu terbuka tanda kehadiran seseorang, ku mulai membuka mata meski terasa berat akibat kantuk yang tetap tertahan dalam benak. Sambil menciutkan mata dan mulai jelas terlihat, aku baru sadar kalau itu Cacink. Ya, Cacink memang sering main ke kos Cempe, sebenernya tidak hanya Cacink saja, semua class G informatika 08 kayaknya sudah pernah ke Cempe atau minimal sudah kenal dengan anak penghuni kos cempe. Ada tugas, ngerjain bareng di cempe. ada masalah, dibahas bareng2 di cempe. Ada acara, bahas konsepnya, bareng2 di cempe. Mungkin karena pada dasarnya Cempe itu lebih melambangkan persaudaraan yang artinya nilai kekeluargaan lebih dijunjung tinggi dalam tiap2 individu. Jadi anak2 merasa nyaman untuk main di cempe. Rasa kekeluargaan itu muncul tinggi karena merasa senasib sepenanggungan, maknanya adalah kami sama2 mahasiswa perantau yang mencoba mencari ilmu dan peruntungan di kota orang.

Cacink : “bil, turu tok wae koen iki” (sambil senyum2).
Aku : “nganggur le, kate lapo maneh, bosen. Koen teko endi le?”.
Cacink : “teko kos, koen gak kuliah ta?”.
Aku : “kosong kabeh le dino jumat. E, mariki tak ajak njupuk banner ambek foto yo?”.
Cacink : “ok wes”.

Pada semester 2, aku mulai tertekan dengan rutinitas kuliah yang tak pernah aku pahami. Bahasa pemrograman terlalu rumit dan sulit di cerna dalam otak. Di benakku selalu berkata “Siapa ya yang nyiptain bahasa computer kayak gini, otaknya kayak apa, bentuknya seperti apa otaknya.?”. menghabiskan waktu dengan porsi 87% nganggur/tdk ada kerjaan dan 13% ada kerjaan, itupun mungkin Cuma kuliah mengisi presensi penuh dan dosennya merasa kalo aku anaknya rajin meskipun tidak bisa apa2. Berharap itu mempengaruhi nilai akhir yang keluar.

Karena faktor lebih banyak nganggur gitu juga lah, aku memutuskan untuk mencari kegiatan mengisi waktu yang terbuang sia2. Ikut organisasi di kampus adalah pilihanku waktu itu, dan memutuskan untuk daftar jadi fungsionaris lembaga intra himpunan jurusan. Tak menyangka aku mendapat pengalaman banyak disitu, terutama dalam hal berbicara dan membuat konsep acara. Setahun berselang aku memutuskan mendaftar lagi sebagai fungsionaris lembaga intra, kali ini lembaga yang membawahiku adalah Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Fakultas. Di dalamnya aku mendapat pengalaman yang beragam lagi, cukup menyenangkan dan berkesan.

Nah, buat desain banner itu salah satu kerjaan waktu menjadi fungsionaris BEM, karena saat itu BEM mengadakan acara Student Day untuk mahasiswa baru yang dilaksanakan tiap hari sabtu selama 7 kali. Ya otomatis tiap mau akhir pekan aku kebagian untuk bikin banner buat acara Student Day tersebut.

Aku : “wes cink, ayo berangkat saiki”.
Cacink : “ok”.

Mengendarai motor Vario keluaran tahun 2008 dengan corak hitam-pink, sedikit sentuhan pada jok yang berubah warna jadi putih-pink. Kalem tapi tetap elegan, dan santun di jalanan. Nyampek di tempat pengambilan banner, langsung cabut lagi menuju tujuan berikutnya, ambil foto di tempat teman.

Aku : Yas, metuo aku wes nang nggarep. (send to HM.Tyas).
HM.Tyas : yo,

Tyas, wanita asal daerah Banyuwangi, berperawakan besar gempal namun berkepribadian baik seperti ibu2 PKK. Tampilan luar terlihat kayak sudah punya anak 5, dengan perut sedikit ke depan. Meskipun badan besar, tapi hatinya lembut. Aku mengenalnya saat masuk organisasi intra himpunan jurusan, sampai berlanjut ke badan eksekutif mahasiswa fakultas. Mungkin karena sudah kenal akrab itu, aku sering ngolok2 dia. Ya, semua itu hanya konsumsi buat bercanda saja, tidak ada maksud lain. Dia pun juga paham aku orangnya “urak’an kalo ngomong”, bahasa2 jawa asing akan bermunculan, haha.

Menunggu di motor bersama Cacink, menatap ke jalanan yang selalu merasa tersakiti oleh injakan ban kendaraan bermotor, beban terlalu berat bagi badan aspal yang tiap tahunnya mendapatkan perbaikan. Sorot lampu mobil berkilauan layaknya petir di langit bersautan. Saat posisi Cacink menghadap tempat kos Tyas, dan aku menghadap jalanan, muncul makhluk indah dari balik gang sebelah warung kopi, memakai kaos putih dan celana pendek khas anak muda jaman sekarang. Menutupi halus lembut kulitnya yang putih merona-rona. Layaknya sorotan lampu berjalan melewati tepi jalan tak rata, rambutnya hitam mengkilat, lurus indah tak terbatas. Wanita itu sungguh mempesona, “makhluk indah dari balik gang”. Pikiran tidak sadar, sudah melayang2 ke angkasa, “andaikan aku bisa mengenalnya”. Namun tiba2 tersentak oleh bentakan suara wanita besar sedikit kasar.

Tyas : “Woooiii bil, ayo ko. Endi flashdiskmu?”.

Terlihat wanita bertubuh gempal menyelinap lewat pintu dengan susah payah, pintunya sudah lebar besar namun kelihatan kecil, mungkin karena yang lewat terlalu besar kali ya? Haha. Sambil berjalan ke tempat Tyas duduk, Aku memberi kode kedipan mata untuk Cacink, biar dia liat “makhluk indah dari balik gang”. Dan kami terpaku terpanah terbata-bata melihat Dia berjalan menyebrang, posisinya hanya berdampingan dengan kami. Warung Lalapan Ayam Kremes, Dia beli makan di tempat itu. Meskipun tidak merasa lapar dan tidak merasakan kekosongan perut, namun tetap saja Cacink aku suruh beli lalapan disitu.

Aku : “wes tuku’o mangan cink, ay owes ambek aku” *memaksa.
Cacink : “gak lesuh bil, mosok tuku mangan?”
Aku : “gak popo wes, seng penting isok nontok arek wedok iku.”
Cacink : “ok lek ngunuh”.

Ijin ke Tyas, untuk aku tinggal bentar, pura2 ada urusan dikit, Dia lagi duduk sendiri depan took sebelah kos sambil utak-atik laptop.

Aku : “iki flashdisk’e yas, tak tinggal sek yo, diluk”.
Tyas : “nang endi koen, jangkrek arek iki”
Aku : “sektah, diluk tok wae loh, ok2”. * senyum2.
Tyas : “pasti arek wedok kn!!”.
Aku : “hehe”.

Setelah ngasih flashdisk ke Tyas, tanpa peduli ibu PKK itu aku hiraukan, dan berjalan ke arah “makhluk indah dari balik gang” tersebut. Dari jauh sudah merasa kagum seperti itu, apalagi kalau lihat dari dekat ya, kayak apa neh cewek indahnya?. Kami sampai di warung, pesan makanan 2 bungkus dengan porsi sama Ayam + Tempe. Cewek itu duduk menghadap kea rah berlawanan. Setelah kami memesan dan duduk, tiba2 dia berbalik badan dan menuju ke arah seorang ibu untuk menyapa. Saat Dia melewati kami, disitu terlihat jelas wujud dari “makhluk indah dari balik gang”.

Dalam benakku sudah muncul bermacam2 kata buat ngegambarin cantiknya tuh cewek, “jangkrek, ayu tenan rek bocah iki. ibu’ne ngidam opo yo biyen ko isok koyok ngonoh wajah’e. mangan’e yo podo saiki lalapan ayam, tapi ko kulit’e arek iki isok putih + wjah’e isok ayu tenan yo?” (buset, cantik benar cewek ini. Ibu’nya ngidam apa ya dulu ko bisa kayak gitu muka’nya. Makannya Dia sekarang juga sama am kita, Lalalpan ayam, tapi ko kulitnya anak tuh bisa putih + muka’nya bisa cantik gitu ya?).

betapa Indah dan lembut wjahnya. Kulitnya putih mulus terurus. Tingginya semampai sesuai bentuk bodi’nya yang pas. Rambutnya hitam panjang nan kemilau. Perfect dan sopan neh anak.

Wuahh, tapi saying, ngga bisa kenalan. Kami neh kan laki2 kurang percaya diri, terlalu ajaib untuk bisa kenalan ama cewek secantik itu. Butuh lebih dari sekedar kata keajaiban. Pikirku, kenapa ngga aku tabrak pake motor aja ya cewek neh, biar ntar aku bisa nolongin dan akhirnya kenalan. * ide yang bagus. Tapi ntar kalo aku malah dihakimin massa gimana, malah mampus duluan aku sebelum bisa kenalan. Trus ntar malah dia jadi cacat lagi, kakinya diamputasi gara2 ditabrak sama orang yang namanya Bibil dan Cacink. Bisa nyesal seumur hidup, bikin cacat orang secantik itu. .hnmh, dipikir2 lagi, ide kayak gini, terlalu goblok juga ya.

Cewek Cantik : “jadinya berapa pak?”.
Penjual Lalapan : “12 ribu mbak, ”. * melirik dikit2.
Cewek Cantik : “ini pak uangnya, makasih ya pak”.
Penjual Lalapan : “iya, sama2 mbak”. * ngelus2 dada lalu bilang, “wayuhne rek arek iku” (Cantiknya anak tuh).

Kami cuman bisa ngeliat cewek tuh ninggalin warung lalapan, tanpa bisa berkata apa2, hanya kekaguman yang terpendam dalam benak kami. “Seng tuku Ayu Tenanan”, plesetan dari lagu Endank Soekamti berjudul “Asu Tenanan”.

Sandalku digondol asu
Tak gebhuk sapu
Sing duwe metu
Guk..guk..guk...
Asune cilik keloro-loro
Sing duwe teko

reff : Ayu tenan.
Na...na...
Sing duwe ayu tenanan
Manis tenan
Na..na...
Sing duwe manis tenanan

Guk-guk...guk
Asune cilik
Kayak sandalku ora gondo guna
Ora po-po yen sing duwe asu
Gelem tak bojo
Iku aku terima

Kenalan goro-goro asu
Terus marahan goro-goro sandal

Kau lewat depan rumahku tiap hari
Dengan anjingmu yang seksi sekali
Berapa lama aku tahan lagi berdiam disini saja...!!!

Reff’nya aku ganti kayak gini.

Ayu tenan.
Na...na...
Sing tuku ayu tenanan
Manis tenan
Na..na...
Sing tuku manis tenanan

Terhipnotis begitu lama oleh “makhluk indah dari balik gang”, aku seperti melupakan sesuatu. Tapi masih belom tersadarkan karena terbayang2 wajah cewek cantik itu menari2 di dalam otak. Cacink mengingatkanku tentang ibu PKK, hanya flashdisk yang kutitipkan untuk menemani badan besarnya.

Aku : “loh yo, waduh, badak jowo tak tinggal, lali aku. Ayo cink mrunu, ndang balik nang kos”.
Cacink : “ayo, ndang dipangan lalapan’e, mari nontok arek ayu dadi lesuh, haha”.

Tyas sudah masang muka galak tapi tetep aja tersenyum kembali melihat wajahku yang emang imut2 kayak bayi baru lahir.

Aku : “yas, wes mari transfer foto2e, sory yo rodok suwe. hehehee”
Tyas : “yowes lah nyoh. Iki loh flashdiskmu, yeopo? Wes kenalan? Endi seh wedok’e?”.
Aku : “yo mek isok nontok tok le, yeopo kenalan’e , mosok ujuk2 aku nyodornoh tangan trus njaluk kenlan. Arek’e lak langsung mikir arek iki waras ta igak yo”
Tyas : “wkakaka, yo nasibmu le.”
Aku : “asem, yowes, aku mbalek sek, suwon”.
Tyas : “ok nyoh.haha”.

Pulang ke kos, dengan masih tetap membayangkan wajah cewek cantik itu, makhluk indah dari balik gang. Cewek cantik yang beli lalapan ayam, aku mau jadi ayamnya. Hmhmh.

Ayu tenan.
Na...na...
Sing tuku ayu tenanan
Manis tenan
Na..na...
Sing tuku manis tenanan

By BIBIL

Minggu, 02 Januari 2011

Tahun Baru Yang Tetap Lama

Tahun baru memang secara periodik terus berganti tiap 365 hari sekali, namun perayaannya sudah mengalami perkembangan. Pada jaman dulu, mungkin hanya perayaan sederhana yang dilakukan, dari acara tingkat kampung dengan tanpa acara alias biasa2 saja (warganya tetap tidur di bawah jam 12 malam seperti biasa), atau perayaan tingkat kota dengan menyalakan kembang api ukuran mini harga mahal.

Pada pergantian tahun 2010 ke 2011 kemarin, jujur tidak ada rencana untuk mau kemana, jalan ama siapa, mau ngapain, pergi kemana, dan sebagainya. Sebagai “mahasiswa salah jurusan”, aku malah terpikirkan oleh tugas besar yang tak pernah aku pahami maksud dari “souece code” dalam software bernama Dreamweaver. jam 13.25 aku berada di kos teman dengan disuguhi snack dan air putih, mencoba mengutak-atik pekerjaan kampus yang hampir bikin mampus. Tapi sebenernya sih, temen yang ngerjain, aku ya cuman bagian pendukung ajah, hehe.

Tak lama ada sms masuk di hp dual-sim kebanggaanku,
G.Irfan : iki acarane yo’opo? Ahaha. (translate = ini acaranya apa? Ahaha)
Aku : wah, aq yo bngung, enak’e piyeh? Bakar2 opo kebun teh? (aku juga bingung, enaknya gimanan? Bakar2 atau ke kebun the?)

G.Irfan itu teman kuliah, biasanya anak2 manggil CACINK, entah cacingan atau kenapa orang ini dipanggil cacink, tidak tahu juga, yang penting ngikut ajah manggil dia cacink. Cacink berasal dari daerah bernama TULUNGAGUNG, daerah penghasil marmer terbaik di Indonesia. Orangnya asyik, namun jarang bercerita, apalagi mengenai kehidupan pribadinya. Tapi aku yakin dia tetap mempunyai gadis pujaan sama seperti kita2 ini. Haha. Karena Cacink juga belom ngerjain tugas besar, otomatis setelah dia sms, cacink langsung meluncur ke TNG = Tempat Ngerjain Tugas.

Mengerjakan tugas akhirnya berubah menjadi perbincangan untuk merayakan tahun baru seperti apa dan dimana. Perpindahan topik yang memang aku harapkan, sudah bosan dibuat dengan tugas kuliah yang deadline’nya semakin pendek. Selain ada cacink, disitu juga ada Faris, Zen, dan pasukan cewek Mbak Yul, Catur, Nita, Nova. Ide mulai bermunculan, dari hanya sekedar nongkrong di pinggir jalan, beli petasan, lihat bintang di daerah bukit, acara ngopi biasa, dan sebagainya. Sampai pulang ke kos pun masih belum ada bayangan mau ngapain. Topik tetap dibahas di kosku, kos yang dinamai anak2 dengan sebutan kos CEMPE, dijadikan atau diibaratkan sebagai basecamp anak2 informatika 08 class G. tidak sengaja juga sih kenapa disebut CEMPE, mungkin karena aku dan teman2 yang kos situ suka nyebut kata CEMPE.

Di cempe, kita bahasnya bareng Cacink, Zen, Faris, Nizar, dan Rifan. Bahas tentang merayakan pergantian tahun, tapi masih belum tahu siapa saja yang bisa ikut atau tidak. Jam sudah berada di pukul 17.01 namun tidak ada titik temu. Finally aku dan cacink memutuskan untuk keluar dan mencari sesuatu yang bisa dibeli untuk dapat “digunakan” waktu tengah malam, tujuan kami adalah mall di tengah kota. masuk mall langsung menuju tempat hasil ikan dan lauk. Tanpa sengaja aku menemukan objek menarik, ayam panggang berjejer rapi seperti barisan anak pramuka, dan terlihat harganya dipampang dengan bandrol Rp. 22.900 diatasnya ditulisin HARGA PROMOSI, tidak peduli harga promosi atau harga mati , yang penting objek makanan sudah didapat, kami mencoba beli 2 potong.

Saat minta tas plastik di tempat penitipan barang, mbak yang jaga senyum2 trus, ramah punya orangnya.
Aku : Mbak, boleh minta tas plastiknya?
Mbak penjaga : o iya, boleh, buat apa mas?
Aku : buat bawa ayam panggang ini mbak? (saya masih lebih muda mbak. )
Mbak penjaga : wah, banyak yang beli mentah, ko mas’nya malah beli yang udah matang.? hehe
Aku : biar ngga kelamaan mbak. * sambil senyum dan berjalan.
Hitung dalam calculator hp dual-sim, Jagung 6000 * 2 = 12000. Ayam panggang 22.900 * 2 = 45.800. total sementara = 47.800

2 ayam panggang sudah ditangan, tinggal menyiapkan bumbu biar lebih mantap dan nikmat. Saat mau kluar mall, ternyata hujan turun cukup lebat, kami pun memutuskan kembali ke mall dan seperti anak ayam kehilangan induknya, tak tahu mau ngapain dan kemana lagi. Yang bisa dilakukan hanya bisa duduk termenung sambil melihat orang2 gaya hidup mewah wara-wiri di depan kami.

Tanpa peduli hujan masih turun, kami memutuskan balik ke kos dengan resiko bermandikan air. Perjalanan pulang ke kos, kami melihat objek yang menggoda iman, bukan cewek dengan tampilan hot pant pamer paha, tapi yang menggoda iman itu jagung dengan bentuk lonjong dan banyak beredar di jual sepanjang jalanan yang kami lewati. Tanpa pikir panjang, kendaraan dihentikan dan mencoba bertanya ke ibu penjual.

Aku : bu, tumbas jagung’e mentah saged bu? (translate : bu, beli jagung mentahnya bisa?).
Ibu penjual : saged nak, tuku piro nak? (bisa nak, mau beli berapa?).
Aku : pintenan bu jagunge? (berapa’an bu jagungnya?).
Ibu penjual : sak kilo’ne 6 ewu nak. (per kilo’nya 6 ribu).
Aku : tumbas kale kilo mawon bu. (beli 2 kilo saja bu).

Itu akan menjadi percakapan bersejarah dalam catatan hidup seorang bernama AHMAD LIASHHABIL YAMIN, alias aku sendiri, hehe. Ya, bersejarah karena itu adalah pertama kalinya aku membeli jagung sendiri, meskipun di kampung sering liat ibu2 tawar-menawar barang2 seperti sayur dan buah kayak gitu, tapi aku baru sekali ini melakukannya sendiri. nice moment.

Perjalanan dilanjutkan menuju kos tercinta, sedikit gerimis tapi tetap menikmati rintikan kecil air menghujam tubuh dengan diiringi bunyi kendaraan dan sorot lampu mobil2 mewah yang membuatku bertanya2 kapan aku bisa memiliki barang mewah seperti itu. Tiba2 terlintas dan tersadarkan dibenak, “ini kan acara bakar2, yang dibakar sudah ada, yang ngebakar juga ada, tapi bara yang buat bakar uda ada belom ya?”. Jisssss,. Bodoh, kelupaan buat beli arang. Paling simple otomatis sms anak kos yang lainnya.

Aku : ris, tolong beliin arang buat bakar2nya, kita sudah beli ayam yang sudah mati+ jagung yang uda dipetik. (send to G.Faris).
G.Faris : iya, barusan aku uda beli arang.

Yang dibakar sudah ada, yang buat bakar sudah ada, dan yang ngebakar juga pastinya sudah ada. Wah, tinggal nunggu jam pelaksanaannya aja nih. Masih pukul 19.27, masih punya waktu lama buat tidur sebentar, ingin sekali merasakan empuknya kasur kamar kos, meskipun kasurnya sudah sedikit bulukan, tapi tetep nyaman jika sudah membaringkan badan diatasnya. Namun saat nyampek kos, lagi2 kecewa, listriknya mengalami gejala penyakit tegangan rendah, seperti orang2 yang punya penyakit darah rendah. Tak bisa nonton tv atau menikmati music, tapi tetap bisa tertidur dengan kurang nyenyak.

Cacink dan Zen pergi ke tempat Arif (Tajab), dipanggil anak2 Tajab, karena dia berasal satu daerah dengan orang yang kena kasus kriminal bernama Tajab pula. Biar solidaritas sesama kota, ya kita panggil ajah dia Tajab. Mereka berdua ada urusan bentar dengan Tajab, habis itu aku mulai merasakan mimpi kosong (tertidur).

Pukul 21.47 terbangunkan oleh suara musik membahana, ternyata listriknya sudah menemukan obat penawar untuk normal kembali. Yang aku rasakan adalah lapar dalam perut, mau kluar cari makan juga malas, di kos juga ngga ada yang dimakan. Cara simple yang biasa dilakukan ya “nitip temen”.

Aku : Zen, lek balik nang kos, titip mangan siji yo, tersera pokok’e ojok iwak. (send to G.Zen).

Sudah beberapa menit tapi ada balas’an, apakah tidak dibalas tanda persetujuan aku pasti dibelikan makan, ato malah yang sebaliknya. Menit terus berlalu dan tiba2 Zen sudah muncul di depan mata, hp sony-ericsson tidak dibuka saat ada sms masuk.

Zen : loh bil, gak ngerti aku, sektas buka hape, cba titip’o cacink wes.
Aku : iyo gpp, cacink nang endi? Yowes tak sms’e.
Mau mengetik sms dengan kata2 hampir sama, jari sudah mulai memainkan perannya, terbayangkan enaknya makanan. Ketika akan ngeklik kata SEND to G.IRFAN, ada suara langkah kaki terdengar dari bawah, menuju ke atas. Terlihat sesosok manusia muncul dengan perawakan tinggi sedikit kurus, Caciiinnkk,., wuah, yang mau dititipin makan ternyata sudah ada disini juga. Zen menyahut dan bilang untuk titip makan ama Tajab aja.

Zen : coba titip’o tajab wae le.
Aku : arek’e durung budal ta maeng?.
Zen : durung, sms’en wes, aku yo titip.
Cacink : aku pisan bil.
Aku : dadi titip 3 yo, tak sms wes. “Jab, titip mangan 3 isok?. Sembarang seng penting ojok iwak”. (send to G.Tajab).
Tajab : “isok, sembarang yo, soale rame bil.” (Received from G.Tajab).
Aku : ok, siip.,.,

Sambil menunggu datangnya makanan, online bentar kayaknya asik juga. Saat buka situs2 jejaring social, isinya sama semua. Statusnya pada menandakan sedang merayakan pergantian tahun. “Tahun baru neh sepi, coz ngga pnya pacar”, “with my family to watch pesta kembang api”, “lg tahun baru’an ama pacar neh, sneng bgt deh.” * emangnya mau ngapain yak o seneng? (slub-slub mungkin, haha).

Bosan melihat dunia online yang intinya membahas pergantian tahun, nonton tv kayaknya asik juga. Banyak film bagus ditayangin, tapi semuanya dah pernah nonton. Ya, secara terpaksa mengulang atau mereka ulang menonton film yang sama. *perut semakin lapar…

Sang pahlawan datang membawa “kehidupan”, Tajab membawa kehidupan berbentuk nasi goreng bungkusan harga 6 ribu berjumlah 4, murah meriah yang penting tidak kelaparan. Untuk dihabiskan bersama dengan tempo dan waktu yang sesingkat-singkatnya. Mengincip satu pulukan pertama, rasanya pedas mantap, rasanya enak seperti bentuk luar yang merah merona. Cukup dengan beberapa menit nasi goring sudah berpindah tempat dari bungkus kertas karton ke dalam bungkus lambung perut.

Received Message from G.Afri
Afri : bil, aq wes ndek SOB (cafe), arek2 gak metu ta?
Aku : merinio, iki engkok ajange bakar2 ndek kos. Koen nang SOB ambek sopo?
Afri : aku dewean, lek ngopi wae wes aq melu.
Aku : o ywes, mariki aq brangkat ambek cacink, zen, faris, tajab, nazir, rifan.
Afri : ok.

Kami langsung otw (on the way vs oyi tok wes), berangkat menuju tempat afri berada. Afri alias Mat atau empunya distributor pupuk berlabel ASRI JAYA PS. Ciri khas rambut keriting melingking, kalo sekilas dilihat memang seperti Tarzan Cilik dalam game PS 1 jaman dulu. Sama2 sayang rambut panjang, ujian pun dia memakai wig.

20 menit’an nyampek juga di cafĂ© bernama SOB dengan menu khas STMJ. Menjajarkan 4 bangku ukuran mini, dibawah rindangnya pohon beringin yang berangin. Dan setiap angin datang maka tetesan air bekas hujan turun membasahi badan kami. disitu sebelumnya Afri sudah duduk termenung yang ternyata ditemani oleh ceweknya Maya.

Mungkin memang tujuan asli kami hanya menghabiskan detik2 terakhir di tahun 2010 dengan sekadar ngopi dan ngobrol2, sesekali kami memperhatikan letusan kembang api di langit berselimut mendung, cukup indah. Sambil bermain kartu remi ala poker jawa, permainan orang2 nganggur di kos.

Dan tak terasa, aku sudah menjejakkan sejarah untuk hidup di hari pertama tahun 2011. Hidup yang menurutku biasa2 saja tanpa keistimewaan. Mata kuliah yang selalu ngga bisa, ngga punya cewek gara2 ditolak terus, mungkin tidak ditolak tapi baru deketin aja ceweknya dah kabur karena ill feel, hidup di kota orang dengan uang pas2an, maklum sebagai anak petani desa tak punya harta mewah pastinya.

Pukul 00.34 kami memutuskan pulang balik ke kos, Afri absen untuk ikut buat nemenin ceweknya. Yang terlupakan ayam panggang dan jagung dalam kamar, segera balik dan tak boleh istirahat langsung bergegas bekerja membuat kegaduhan untuk dimakan. Sesampainya di kos, bara langsung disiapkan, arang ditumpuk sedemikian rupa dengan bentuk tak beraturan. Memakai bensol kepunyaan Faris sebagai pemicunya, dengan asal semprot ke muka bara arang. Kipas2 kayak tukang sate pake peci yang khas dan logat nada teriak “sate,.sate,.” melengking tinggi.

Semua mengerti untuk mengerjakan tugas masing2 tanpa diperintah. Faris dan Cacink bikin bara untuk arang, Aku menyiapkan piring, Tajab bikin racikan bumbu campuran dengan bahan ala kadarnya, mentega & saos sambal. Tetap nendang rasa bumbunya. Nazir, Rifan, Nizar, dan Zen menyesuaikan untuk membantu apa2 yang dirasa kurang.

Jagung menjadi korban pembakaran pertama, dibalik2 dan diputer2 bermenit2, matang juga jagungnya, sambil bakar bisa makan jagung juga. Gigitan pertama pada jagung yang sebelumnya nampak layu dibungkus kulit lembut dingin, “Kriuzz”, mungkin kata itu yang bisa mengibaratkan seberapa enak gigitan pertama pada sang jagung bakar. Bener2 ngga nyangka rasa jagungnya nikmat banget. Ketagihan menyelimuti lidah dan gigi gosong bekas arang yang nempel pada jagung. Bener2 nikmat dan mantap jagung bakar ala chef anak2 cempe.

Yang dinanti pastinya saat membakar ayam setengah matang hasil pembelian aku & Cacink di mall tengah kota. 2 potong ayam bersiap dan sudah diolesi bumbu campuran ala Tajab, “Crezzz” bunyi diiringi bau harum tertiup alunan angin sepoi2 saat ayam mulai ditaruh pada bara api. Hidung merasakan kenikmatan udara sesaat sebelum tersesak kembali oleh kepulan asap yang sedikit membumbung tinggi. Ayam pertama usai dibakar, begitu juga ayam kedua. Saatnya untuk menyantap rame2 hasil kreasi kami berupa 2 potong ayam. Kebetulan saat itu yang hadir ada 8 orang, maka kami sepakat untuk membagi 1 potong ayam dimakan 4 orang. Aku, Cacink, Faris, dan Tajab melahap ayam kedua, agak sedikit gosong namun matangnya merata dan bumbu lebih merasuk sampai ke tulang rusung ayam yang sudah terkapar mati itu. Sedangkan Zen, Nazir, Rifan dan Nizar menyantap ayam pertama, terlihat sedikit mentah, tapi mungkin dipiran mereka, “yang penting bisa dimakan”.

Ayam bakar tak tersisa sedikitpun di piring, semua bertransmigrasi ke dalam lambung 8 orang lelaki.
G.Faris : “Rek, iki patungan berapaan?”
Aku : “Nah, iki seng ngga enak rek”.
G.Zen : “iyo, haha, piro’an iki, maeng entek’e piro she bil?”.
Aku : “ayam 22.900 * 2 = 45.800, jagung 12.000, arang 10.000, bumbu 6.500. Total = 74.300. ben enak digenepno 75.000 wae yo. Dadine 10’an urunane”.
All : “ok,. Sip.,”.

Kluar ngopi sudah, bakar2 sudah, bayar sudah, beres2 juga sudah. Ya sekarang waktunya nyantai sambil mempedengarkan alunan music melalu computer jinjing, pilih lagu slow2 dari album “A Tribute to Blink-182”, terdengar alunan lembut petikan gitar dari lagu cover Dammit by The Dark Line.

It's alright / to tell me / what you think / about me
I won't try / to argue / or hold it / against you
I know that / you're leaving / you must have / your reasons
The season / is calling / and your pictures / are falling down

The steps that / I retrace / a sad look / on your face
The timing / and structure / did you hear / he fucked her?
A day late / a buck short / I'm writing / the report
I'm losing / and failing / when I move / I'm failing now

And it's happened once again
I'll turn to a friend
Someone that understands
Sees through the master plan

But everybody's gone
And I've been here for too long
To face this on my own
Well I guess this is growing up
Well I guess this is growing up

And maybe / I'll see you / at a movie / sneak preview
You'll show up / and walk by / on the arm / of that guy
And I'll smile / and you'll wave / we'll pretend / it's okay
The charade / it won't last / when he's gone / I won't come back

And it's happened once again
You'll turn to a friend
Someone that understands
And sees through the master plan

But everybody's gone
And you've been here for too long
To face this on your own
Well I guess this is growing up


Lagu dammit mengiringi dinihari yang sunyi tanpa kekasih namun tetap indah bersama sahabat2 sejati.

By BIBIL