Jumat, 12 November 2010

Cinta dan Celana Jeans yang penuh “sobekan”

Setiap hari orang pasti memperhatikan penampilan, apakah penampilannya sudah menarik dan keren, atau masih asal-asal’an. Ingin keluar rumah, hal yang dilakukan adalah terpaku memandang wajah sendiri di depan cermin yang bisu. Mengacak-acak rambut, mencium harum bau badan, memeriksa mimik wajah, memandang dan menyesuaikan posisi p*ntat dengan celana yang dipakai. Semua itu ibarat ritual wajib sebelum keluar mencari keceriaan. Lagi-lagi, faktor paling berpengaruh adalah untuk menarik perhatian lawan jenis. Memang, jika orang sudah mengerti tentang rasa dan perasaan, maka cenderung orang itu ingin perasaan itu tersampaikan.

Sedikit menyimpang dari cerita, tentang perasaan. Perasaan mungkin lebih banyak dikenal orang-orang dengan perumpamaan kata sayang dan cinta. Hal yang paling absurd di dunia memang masih disebut cinta. Cinta menyatakan perasaan yang timbul dari gejolak-gejolak aneh yang ada dalam jiwa. Gejolak yang menandakan kebahagian ketika tersampaikan rindu dan harapan. Gejolak yang terasa lebih indah ketika bertemu dan menatap sang pembawa kasih. Perasaan dan cinta itu anugerah, meskipun tersampaikan ataupun tersakitkan. Karena itu tanda bahwa kita masih bisa merasakan cinta dan sakit. Dua hal yang memang selalu berdampingan dan tak terpisahkan.

Celana jeans, suatu barang yang sudah tak terpisahkan lagi dengan kehidupan para pemuda-pemudi kita. Dulu jeans memang dianggap sebagai budaya dari barat yang dikhawatirkan membawa dampak buruk bagi para generasi muda bangsa Indonesia. Sampai saat ini pun jeans dianggap oleh sebagaian kalangan merupakan produk dari kaum yang tak terhormat (tidak disebutkan kaum apa, karena sama sekali tidak ingin menjatuhkan kalangan manusia yang lainnya). Namun, ada pandangan yang berbeda, jeans merupakan pemrakarsa orang luar, tapi selama kita tidak mengambil keburukan dari hal tersebut, bisa dianggap boleh saja kita menggunakan produk jeans tersebut. Ya mungkin lebih baik kita biarkan orang-orang yang lebih mengerti tentang hal itu yang mengurusnya, kita lebih asyik mengamatinya saja. (hahaha).

Tahun 2005, sebuah hal terjadi, mungkin kalau aku lebih menyebutnya sebuah keajaiban, karena dipertemukan dengan celana jeans berwarna agak gelap (sampai sekarang belum paham sebenernya berwarna apa jeans itu). I called “whisper jeans”. First time yang dilakukan bila memiliki barang baru pastinya adalah mencobanya. Kaki sedikit mekangkang dan memasukkan ke lubang celana yang terbagi dua, kesan pertama adalah pas dan nikmat. Serasa celana jeans itu bersatu dengan kulit kaki dan tak pernah ingin lepas. Bercermin hanya melihat bagian perut sampai ke bawah, untuk saat itu bagian badan atas seperti terlupakan. Mungkin yang terpikirkan hanyalah celana jeans yang melekat pada kaki indah ini.

Seiring berjalannya waktu tanpa ku sadari, ternyata selama akhir-akhir ini celana yang aku pakai hanyalah whisper jeans. Seperti slogan dalam iklan minuman, “apapun acaranya, celananya pake whisper jeans”. Tapi memang tidak ada yang keberatan atau meneliti dengan seksama mengapa jeans yang aku pakai hanya yang jenis itu saja.

Detik berlalu dan tak menyangka sudah mulai mencicipi bangku kuliah, bangku yang berbeda dengan bangku-bangku yang lainnya, bangku yang diperebutkan oleh ratusan ribu anak muda di seluruh negeri, bangku yang diimpi-impikan untuk dapat diduduki oleh semua kalangan, tidak hanya kalangan atas dan bertahta saja, tapi bisa diduduki oleh anak muda dari keluarga petani, nelayan, tukang becak, penjual asongan, penjahit dan sebagainya.


Whisper jeans ku bawa sampai bangku kuliah, semester 5 yang kini masih ku tempuh dengan otak yang sedikit terisi tentang public static void main dan system print out ln. whisper jeans yang tetap sama saat dipakai, tetap nyaman dengan kaki yang melekat pada susunan tubuhku. Namun ada sedikit fisik yang berubah, whisper jeans sudah mengalami berbagai rintangan dan halangan, membuatnya menjadi sedikit beerubah dalam fisik khususnya bagian lutut, sobekan-sobekan penuh makna bermunculan karena jeans sudah “berumur”. Ibarat manusia yang sudah berumur 70 tahun, whisper jeans masih mempunyai aroma karismatik tak terbantahkan.

Banyak manusia yang mengkritik, mengapa jeans butut penuh sobekan masih saja dipakai dengan penuh percaya diri, apa tidak ada celana yang lebih layak lagi, masih bisakah itu dikatakan celana jeans?. Hey yang bernama manusia, sesuatu itu tidak bisa selalu diukur dari kemewahan dan harga uang yang tinggi, keindahan dan makna mendapatkannya adalah faktor yang tidak bisa diukur dengan uang dan tahta, nilai historis dari suatu barang yang kita miliki tidak bisa dibeli dengan nilai mata uang yang berjuta-juta. Pada dasarnya, kemewahan itu muncul karena kenyamanan dan keindahan yang terbentuk dari bagaimana orang itu merasa lebih percaya diri dari apa yang dipakainya. Percaya diri dengan style yang menurutnya pantas untuk diri mereka, style yang mereka buat sendiri. aku menghargai dan respect dengan orang-orang yang merasa yakin dengan style yang ia buat sendiri, itu menandakan kejujuran. Dan apa jadinya jika semua orang punya style yang sama, pasti sangat membosankan tentunya ketika melihat hal yang sama dan itu-itu saja. Sekali lagi aku tekankan, ini bukan masalah kemewahan, tapi ini menyangkut kenyamanan, percuma dianggap mewah tapi kita tidak nyaman. Kemewahan tercipta dari sebuah kenyamanan, keindahan, history, dan kejujuran.

Sama seperti cinta, perasaan harusnya melambangkan kejujuran, cinta itu adalah kenyamanan. Mencintai Tuhan mengartikan bahwa kita nyaman (percaya) kepada Tuhan, mencintai orang tua menandakan bahwa kita nyaman (saling kasih sayang) kepada orang tua. Begitu juga ketika kita mencintai seseorang, bermakna bahwa kita memang nyaman (sayang) dengan orang tersebut, tulus dan jujur. Mencintai seseorang merupakan gejolak perasaan yang tertuang dari seberapa nyaman kita dengan dia, seberapa nyaman hati kita ketika bertatapan langsung, seberapa nyaman kita menerima dia. Tak peduli pasangan kita gendut seperti badut, kulit hitam seperti tinta, kurus seperti tongkat lurus, cupu seperti anak lugu, muka hancur seperti kencur, badan bau seperti kerbau, tak punya harta berlebih seperti para konglomerat tinggi, yang penting mereka adalah pasangan kita. Kekasih yang indah adalah ketika kita nyaman dengan dia, tidak merasa minder ketika berjalan dengannya, tidak ada rasa malu ketika memperkenalkan dirinya kepada para manusia (teman). karena ketika kita merasa nyaman dan tenang, maka sesungguhnya cinta itu telah tumbuh tulus dan jujur. Ini bukan menyangkut gengsi terhadap orang lain yang selalu menginginkan manusia sempurna yang sebenarnya tak pernah ada di dunia. Ini tentang kenyamanan dan kejujuran dari sebuah kata yang disebut cinta. Percuma kita mempunyai pasangan yang cantik / ganteng, popular, idola, tapi mereka merasa malu untuk melewati hari-hari dengan kita. Semua itu adalah ilusi kosong.

Seberapa jelek barang yang kamu miliki, namun jika kamu merasa nyaman, maka banggalah untuk menggunakannya.
Seberapa buruk pasangan yang kamu miliki, namun jika kamu merasa nyaman, maka berbahagialah untuk melewati hari-hari indahmu.

By BIBIL

Menjadi cupu itu anugerah part 3

Sebenarnya, aku bingung kalo menceritakan tentang jaman SMP yang masih jadul dan bener2 dekil, tidak ada gaya sama sekali, tapi mungkin menarik jika diingat2 lagi, hanya saja tak semua bisa saya tulis dengan bahasa yang mengundang ketertarikan pembaca, haha.

Kelas 1 hampir selesai terlalui, hanya tinggal ambil rapor / hasil ujian, dan kita kan beranjak ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu kelas 2. Setelah menjalani liburan selama 2 minggu yang isinya ya Cuma itu2 ajah, main bola dan tidur serta duduk2 bersama teman2 kampung ngobrol2 masalah apa saja, tak terasa waktu “back to school” telah tiba, tak ada persiapan yang berarti, mungkin hanya beli buku tulis untuk mencatat yang menurutku “penting”, dan atas dorongan guru dengan ancaman nilai yang akan diturunkan. Melihat pengumuman pembagian kelas di dekat ruang guru, aku akhirnya masuk ruang dengan label “KELAS 2B”. ya kelas 2B adalah ruangan yang akan menjadi teman untuk menjalani kehidupanku selama setahun, menghabiskan waktu dengan menaruh kepala di atas bangku dan berfantasi seindah mungkin.

Hari pertama masuk kelas tiba, semua murid siap menunggu wali kelas yang baru, yang tentunya kita berharap dapat wali kelas yang asyik dan ok. Sambil menunggu, aku melihat-lihat teman2 sekelasku, yang ku kenal sudah ada beberapa karena memang sebelumnya sudah pernah satu kelas, neichi dan adzim juga sekelas lagi denganku. Tapi entah kenapa, aku bisa memutuskan duduk berdampingan dengan nuryanto, bocah berperawakan agak gendut dan kulitnya hitam pekat dengan khas rambut belah tengahnya. Orangnya memang asyik2 ajah, tapi yang ngga enak tuh kalo dia sudah memainkan ludah disemprot2in, behhh,., rasanya lebih baik perang ajah dah. Lagi-lagi, hal yang pertama dilihat para cowok saat memasuki lingkungan baru adalah cewek, sudah kebiasaan umum dan mungkin sampai kelak sulit untuk dihilangkan. Ternyata lumayan2 juga cewek2 sekelasku, hanya saja aku kurang mengenal mereka, maklum waktu itu aku masih cupu, mau menyapa saja jantung rasanya ingin mengajak lari kencang. Tapi kalo anak2 sudah kenal aku, pasti dah mereka merasa nyaman, dan tak akan habis bahan obrolan untuk dibicarakan.

Tak kusadari, ternyata ada anak baru pindahan, menurutku sih biasa2 ajah orangnya, tapi ko kayaknya yang lain pada heboh yha, apa karena sebelumnya di sekolah ini belom pernah ada anak pindahan kesini, “maklum lah, sekolah ini kan sekolah mental angkatan, siapa yang tidak kuat, maka akan tereliminasi secara otomatis, seperti kata pak Charles darwin”. Dia memperkenalkan diri bernama Marta (nama disamarkan).

Marta asli pindahan kota Madiun, begitu katanya. Karena sebenarnya aku kurang tahu apakah itu benar Madiun atau gimana.? Ada 1 cewek yang menarik hati sejak kelas 1, dia adalah Santi. Tak banyak yang mengagumi Dia, namun entah kenapa aku benar-benar tertarik dengan hawa yang satu ini.

Cerita selanjutnya di part 4 akan mengisahkan hari-hari di kelas 2B, kelas yang cukup menarik, kelas yang mempunyai sisi baik dan buruk bagi perjalanan pendidikanku.

By BIBIL

Jumat, 05 November 2010

For Merapi Victims

Jumat dinihari aku melihat siaran televisi yang memberitakan kepanikan orang-orang yang menyelamatkan diri dari serbuan serangan debu merapi. Semua berbondong-bondong turun ke jalan untuk mencari tempat aman, desir debu sangat terasa seperti menembus layar tv dan menyesakkan dada. Jiwa bergetar ketika melihat tayangan anak kecil yang tubuhnya diselimuti pasir panas yang membakar kulit dan menyiksa batin kebahagiaan. Semua seperti terasa hitam pekat tanpa celah sinar yang dapat berkilau. Tangisan memekakan telinga dan pekikan jeritan memanggil nama orang yang sudah tiada ditelan abu merapi.
Banyak kehancuran tercipta dari mahakarya Merapi, harta masyarakat menjadi korban, dan yang paling menyedihkan adalah ketika kehilangan nyawa saudara-saudara kita. Tak pernah bisa dikembalikan dalam keadaan yang sebelumnya. Para anak kecil mungkin bertanya-tanya mengapa tempat tinggal yang penuh kebahagiaan dan keceriaan menjadi lahan kering tandus yang menyesatkan mata. Mengapa hari-hari yang indah bersama keluarga dan teman sudah tidak bisa dirasakan lagi di hari ini?, mengapa Merapi begitu murka kepada manusia?, apakah kita sudah sering menyakiti Merapi dan alam kita?
Bencana sudah terjadi, dan saatnya solidaritas sesama bangsa Indonesia ditumbuhkan untuk mengatasi masalah besar ini. Segala bentuk bantuan sangat penting dan sangat dibutuhkan bagi para korban Merapi. Tidak hanya uang, barang, ataupun tempat tinggal sementara, tapi juga hiburan dan keceriaan khusunya untuk anak-anak kecil yang mungkin dengan adanya kejadian ini akan menjadi trauma yang sangat mendalam bagi mereka. Mereka adalah saudara kita, mereka adalah anak-anak/adik-adik kita, mereka adalah manusia kecil yang sangat ingin dihibur dan mereka sangat tidak mengharapkan bencana/musibah ini menimpanya.
Segala harapan dan doa terucap untuk keselamatan mereka karena MEREKA ADALAH KITA. Everything do it for merapi victims.
Dan untuk korban meninggal, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Amin.

By BIBIL