Kamis, 30 Desember 2010

Tentang Supporter Indonesia Yang Superior

Apa pendapat anda semua tentang supporter Indonesia? Yang terpikirkan pastinya Rusuh, Anarkis, Kejam, Geram dan sebagainya. Namun ketika melihat laga final piala AFF leg II, semuanya itu menjadi terbantahkan. Supporter Indonesia benar-benar menjadi supporter yang superior, pendukung sejati timnas, mendukung dengan penuh ketulusan dan semangat membara.


Saat pemain berbaris, dan national anthem of Indonesia mulai diputar, hati merasa merinding ketika 85 ribu penonton lebih di stadion dan 250 juta lebih rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya penuh dengan gelora semangat perjuangan. Benar-benar malam yang membuat hati bergetir bangga.


Dalam sepakbola inilah rakyat bersatu dalam satu koar, yaitu sebagai bangsa penuh anugerah bernama INDONESIA. Tawa tukang Lalapan, tukang Sapu jalanan, sopir, dan rakyat jelata sejajar dengan tawa para konglomerat dan para penguasa Negara. Sepakbola telah menghilangkan sejenak kejenuhan rakyat akan masalah bangsa yang sudah busuk seperti korupsi dan kecacatan moral para pemimpin. Sepakbola telah mengubah segalanya, mengubah bangsa yang semula acuh tak acuh menjadi saling peduli.


Supporter, sekumpulan manusia yang dianggap sebagai pemain ke-12 dalam olahraga sepakbola. Dan pada malam 29 desember ini, saya sangat bangga bahkan terharu melihat supporter Indonesia yang sangat sportif dan selalu mendukung timnas penuh dengan kejujuran dan ketulusan. Kami (supporter) tidak selalu mengharapkan sebuah piagam penghargaan atau piala, kami supporter hanya ingin melihat perjuangan anak bangsa tanpa putus asa di atas rumput hijau, perjuangan yang rela darahnya bercucuran demi harga diri bangsa, perjuangan yang diiringi doa tulus dari kesatuan bangsa Indonesia.


Namun ada satu pesan untuk supporter Indonesia, jika pada saat timnas bisa bersatu menjadi satu kesatuan kelompok supporter yang harmonis dan tidak saling hujat, kenapa hal itu tidak diturunkan pada saat kita mendukung tim klub-klub dalam kompetisi regular di Indonesia? Alangkah indahnya jika kita mendukung klub kebanggaan dengan damai dan tanpa ada saling hujat bermusuhan.

Yang perlu diingat, kita sudah juara, juara dalam jiwa karena kita sudah menyalurkan seluruh jiwa raga kita untuk timnas, kita adalah juara yang sportif, juara sejati dalam setiap turnamen yang kita ikuti.

HIDUP TIMNAS, HIDUP SUPPORTER, HIDUP INDONESIA.

By BIBIL

Selasa, 28 Desember 2010

Kaos Timnas yang Masih Aku Banggakan

Gejolak yang menggelora atas keberhasilan timnas memang menyentuh seluruh lapisan masyarakat, dari kaum bawah sampai konglomerat, dari pinggiran desa sampai kota termewah. Itu terlihat dari pernak-pernik timnas yang diburu habis2an oleh masyarakat Indonesia, apalagi semenjak ada pemain blasteran indo-belanda “IRFAN BACHDIM” yang membuat para kaum hawa bertekuk lutut melihat wajahnya yang imut2.

Sebelum pertandingan dimulai, aku dan salah satu teman kos memutuskan untuk membeli kaos timnas, ya itung2 dipakai waktu nonton bareng, biar lebih terlihat keren dan ok. Tidak disangka kaos yang aku pilih sangat bagus dan merasa nyaman jika memakainya.




Sayangnya, pada laga final 26 desember kemarin, Indonesia kalah 3-0 oleh tuan rumah Malaysia, kekalahan yang cukup menyakitkan. Ada yang bilang, faktor non-teknis banyak mempengaruhi permainan para punggawa timnas Garuda, terlepas dari insiden sinar laser yang dilakukan oleh pendukung Malaysia, faktor non-teknis lainnya adalah banyaknya orang selain tim pelatih yang menentukan jadwal2 tidak penting harus dihadiri oleh pemain timnas, sehingga disinyalir konsentrasi para pemain menjadi terpecah dan tidak fokus. Dan terlepas dari itu, aku tetap bangga melihat perjuangan anak bangsa sampai habis-habis’an.

Jajaran pejabat PSSI disebut-sebut mempolitisir timnas dan terlalu ikut campur yang menyebabkan tim pelatih tidak mempunyai kekuasaan penuh untuk mengatur dan menjaga kondisi para pemainnya. PSSI juga dianggap tidak becus dalam mengordinir penjualan tiket, sangat amburadul dan tidak memuaskan, animo masyarakat yang begitu besar tidak diimbangi dengan pelayanan yang maksimal. Pembelian tiket terlalu berbelit-belit, dari mulai antri kupon-antri voucher-penukaran voucher, dianggap prosesnya terlalu lama dan memakan banyak tenaga para pengantri tiket. Seharusnya PSSI mau mengeluarkan uang untuk jasa pengamanan pembelian tiket, serta memperbanyak agen-agen penjualan tiket sehingga massa tidak berkumpul dalam suatu titik dan mengantri di tempat yang sama, itu yang menyebabkan kericuhan sering terjadi pada saat pengantrian tiket, juga karena faktor ketidakjelasan PSSI dalam menginformasikan berapa banyak tiket yang dijual.

Sedikit saran yang bisa aku sampaikan mengenai PSSI, untuk jajaran pejabat dan pengurus PSSI yang terhormat, aku dan mungkin mewakili teman-teman yang mempunyai pandangan pendapat yang sama, “BUAT REGENERASI PEMAIN BOLA”, artinya, penjaringan bakat-bakat muda di Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi, selain mengirim tim untuk berlaga di kompetisi luar negeri (Tim SAD U-17 yang berlaga di Uruguay), tapi harus juga diadakan kompetisi usia dini, U-13 U-15 U-17 U-19, jadi ada regenerasi yang terus menerus akan menciptakan pemain muda Indonesia berbakat.
Semoga saja Indonesia lebih baik lagi dan lebih dipandang tinggi dalam dunia persepakbolaan dunia. Amin.

By BIBIL

Sabtu, 25 Desember 2010

Sedikit Memikirkan Dimana Keberuntungan?

Tulisan ini hanya berisi gabungan2 cerita yang terkadang dianggap kurang mempunyai makna. Cerita tentang harapan, kegelisahan, kegagalan, dan keberuntungan. Bingung juga apa yang harus ditulis dalam membuka jalan cerita yang menyesatkan ini.

25 Desember pagi, 05.13 AM sms masuk di hp dual-sim seharga 750ribu. Terbaca pukul 08.57 AM dan berbunyi :
“Bil, Mbak Rouh sudah ngga ada (meninggal) semalem jam 10”.

.hmh,. Mbak Rouh adalah anak dari kakak ipar ortu aku, seorang guru SMP yang membesarkan 2 orang anaknya sendirian karena bercerai dengan suaminya. Aku biasanya memanggil dengan sebutan jawa khas “yu’ Rouh”. Memang tidak terlalu dekat dengan Mbak Rouh, bisa dibilang jarang sekali berkomunikasi langsung dengannya. Begitu juga dengan anak2ny, aku juga jarang berkomunikasi langsung, bahkan bisa dibilang belom pernah berkomunikasi sejak terakhir jamanku lulus TK.
Semoga amal & ibadah Mbak Rouh diterima di sisi Allah SWT. Amin.,.

Itu sedikit cerita tentang berita duka, berita yang tak jauh beda dengan kegagalanku dalam setiap hal, kegagalan yang serasa sudah menjadi sahabat akrab dalam perjalanan hidupku masa kini.

Pertengahan bulan desember ini, aku mengenal seorang wanita yang tak tahunya ternyata satu kampus, bermula dari melihat profilnya dalam dunia maya dan akhirnya berkenalan dengan tanpa basa-basi.

17 Desember 2010 07.36 PM, pertama kalinya aku mengirim SMS dari hp dual-sim seharga 750ribu, dan tak kukira dia merespon dengan sangat baik dan begitu indahnya. Tapi berkaca dalam kejadian yang sebelumnya, aku mematikan harapanku yang selalu besar, untuk melihat dulu ke step selanjutnya.
Dan tanpa kusadari, aku mulai gelisah memikirkan dirinya yang menurutku sudah Nampak indah, terlihat dari bentuk kata sms di hp dual-sim seharga 750ribu. Setengah pikiran menjadi tercurah pada sosoknya yang kubayangkan tiap sebelum tidur.

20 Desember 2010 07.02 PM, seperti hari2 sebelumnya, kami saling membalas sms penuh canda, sedikit dengan keraguan, aku beranikan diri untuk meminta berkunjung ke kostnya. Dan tak disangka dia sangat baik sekali untuk menyetujui. Kondisi tubuh yang baru bangun membuat diriku bergegas ke kamar mandi, memakai celana + kaos dan tak lupa sedikit parfum.

Tak lama, Aku sudah berdiri di depan kostnya,
“.hmh.,”
Dia keluar dan memanggilku, aku seperti terpaku terpanah terbata-bata, dia lebih indah dalam dunia nyata daripada dunia maya yang penuh kebohongan. Yang paling kuingat, “Rambutnya panjang dan matanya indah”. Kami bercerita banyak hal, dan berharap tidak ada suasana yang garing dan tegang seperti tes di angkatan militer.

Waktu berjalan begitu cepat, kami berpisah. Dan aku merasa indah, tapi tidak tahu apakah dia merasa indah juga atau merasa muak dan muntah setelah melihatku.?
Biasanya saat selesai bertemu langsung, ini yang menentukan untuk membuktikan dia merasa muak atau tidak. Ya, dengan mencoba mengirim sms, kalau dia enggan membalasnya, maka dia memang muak, dan bila dibalasnya seperti biasa, maka dia merasa mungkin sedikit nyaman, tapi tidak tahu juga kalo dia membalasnya buat hanya nge-jaga perasaan kita aja.
Dan mungkin dia masih belom merasa muak denganku yang artinya dia membalas sms seperti biasa di hari2 sebelumnya. Malam ini memang terasa sedikit memberikan harapan.

“I hope this really a good start”, kata itu yang terlintas dalam otak. Namun bayangan buruk muncul kembali di pikiran. Jujur saja, dalam beberapa waktu terakhir ke-TIDAK-beruntungan selalu menghampiriku, entah kenapa aku juga tidak tahu.
Untuk saat ini, memang ada harapan dan impian yang DIA (wanita berambut panjang dan bermata indah) ciptakan, tapi aku memang harus bersiap untuk sadar diri, jika saja DIA tidak berminat atau merasa muak denganku.

Karena memang banyak orang yang tiba2 ill feel, tanpa pernah aku sadar apa penyebabnya. Apakah memang wajahku terlalu buruk, apakah aku seperti orang cacat, apakah ketulusan tidak bisa menghapus rasa itu, apakah memang aku selalu menjadi “YANG TERHINA” ?

By BIBIL

Musim Qurban = Musim Nikah

Ujian di kampus terselesaikan dengan menguras pemikiran di otak yang selalu pas-pas’an. Jam menunjuk 13.07 WIB, saatnya melahap makan siang bersama kawan-kawan “CEMPE”, membuka obrolan tentang jawaban+soal+trik mencontek ala “mahasiswa salah jurusan”, lirik kanan dan kiri, memainkan mata dan tangan. Ada sahutan obrolan,

“kita ternyata libur 5 hari yha., enak juga bisa istirahat lama”
Tersambar petir di siang hari, kulihat kalender dalam hape, dan ternyata memang mendapat libur 5 hari, segera kuputuskan untuk pulang ke desa nan indah di ujung kota, desa yang telah memberikan banyak kenangan dan makna hidup.

Sabtu 13 Oktober 2010, pukul 15.07, perjalanan ditempuh dengan kendaraan matic tercinta, didapatkan secara tidak sengaja dari sebuah kesalahpahaman yang indah. Menikmati perjalanan dengan mata ngantuk karena belum tidur. Malam begadang, bangun pagi2 karna tak nyaman tidurnya, liat film di laptop sampe sore. Akibatnya bisa diduga, mengendarai motor dengan pikiran melayang2 (setengah mimpi).

Di tengah kota, aku memutuskan mampir di rumah makan bakso urat Mas Nano, bakso favorit jaman sekolah. Baksonya halus dan menawan, bila lewat di depan depot, harumnya memanggil2 diantara angin sepoi2. Bakso sudah dibungkus, saatnya untuk lanjut perjalanan. Jam 7 malam, akhirnya nyampek juga di “gubuk” penuh makna, lebih dari 17 tahun kuhabiskan di atas atap ini, kenangan dan kenyataan hidup menjadi pengalaman yang sangat berarti. Masuk dengan mengucapkan salam, dan tak ada jawaban. Tak ada orang di rumah.

“pada kemana semua nih orang”, pikirku dalam hati.
Masa bodoh dengan orang rumah yang entah kemana, yang terlintas hanyalah ambil piring dan melahap bakso yang selama berbulan-bulan sudah diimpi2kan, (maklum, jarang pulang meskipun rumahnya di jawa sini aja, hehe).

Makan sudah, saatnya liat bola sambil istirahat, yang bertanding saat itu Aston Villa vs Manchester United, skor akhir 2-2. Dengan berakhirnya pertandingan tersebut, berakhir juga suasana sepi yang dirumah.

“loh, habis dari mana ?”
“habis dari lamarannya mbak Mus”.

Hah, ternyata mbak Mus sudah akan menikah, pertama kali datang sudah disambut berita tentang rencana pernikahan sepupu. Suatu berita baik untuk didengar, karena bukan curahan kegelisahan tentang kegagalan panen yang beberapa tahun terakhir membuat lesuh para petani di kampungku tercinta. Ya, aku adalah anak petani, petani yang nasibnya digantungkan oleh keberlangsungan kehidupan bibit ikan daalam tambak.

Lanjut ke jalan cerita, esoknya tiada kusangka lagi ada lamaran nikah’an, kali ini yang akan mau menikah adalah sepupu dari umi. Dan pada hari yang sama juga, tetangga depan rumah melangsungkan pernikahan tepat pada perayaan hari raya idul fitri.

Wow, apakah memang sudah dicetuskan bahwa idul qurban = musim kawin? Anda sendiri yang dapat menilainya. Selanjutnya jika anda ingin menikah juga, di waktu idul adha fine2 ajah. Ahahahaa.

By BIBIL