Kamis, 30 Desember 2010

Tentang Supporter Indonesia Yang Superior

Apa pendapat anda semua tentang supporter Indonesia? Yang terpikirkan pastinya Rusuh, Anarkis, Kejam, Geram dan sebagainya. Namun ketika melihat laga final piala AFF leg II, semuanya itu menjadi terbantahkan. Supporter Indonesia benar-benar menjadi supporter yang superior, pendukung sejati timnas, mendukung dengan penuh ketulusan dan semangat membara.


Saat pemain berbaris, dan national anthem of Indonesia mulai diputar, hati merasa merinding ketika 85 ribu penonton lebih di stadion dan 250 juta lebih rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya penuh dengan gelora semangat perjuangan. Benar-benar malam yang membuat hati bergetir bangga.


Dalam sepakbola inilah rakyat bersatu dalam satu koar, yaitu sebagai bangsa penuh anugerah bernama INDONESIA. Tawa tukang Lalapan, tukang Sapu jalanan, sopir, dan rakyat jelata sejajar dengan tawa para konglomerat dan para penguasa Negara. Sepakbola telah menghilangkan sejenak kejenuhan rakyat akan masalah bangsa yang sudah busuk seperti korupsi dan kecacatan moral para pemimpin. Sepakbola telah mengubah segalanya, mengubah bangsa yang semula acuh tak acuh menjadi saling peduli.


Supporter, sekumpulan manusia yang dianggap sebagai pemain ke-12 dalam olahraga sepakbola. Dan pada malam 29 desember ini, saya sangat bangga bahkan terharu melihat supporter Indonesia yang sangat sportif dan selalu mendukung timnas penuh dengan kejujuran dan ketulusan. Kami (supporter) tidak selalu mengharapkan sebuah piagam penghargaan atau piala, kami supporter hanya ingin melihat perjuangan anak bangsa tanpa putus asa di atas rumput hijau, perjuangan yang rela darahnya bercucuran demi harga diri bangsa, perjuangan yang diiringi doa tulus dari kesatuan bangsa Indonesia.


Namun ada satu pesan untuk supporter Indonesia, jika pada saat timnas bisa bersatu menjadi satu kesatuan kelompok supporter yang harmonis dan tidak saling hujat, kenapa hal itu tidak diturunkan pada saat kita mendukung tim klub-klub dalam kompetisi regular di Indonesia? Alangkah indahnya jika kita mendukung klub kebanggaan dengan damai dan tanpa ada saling hujat bermusuhan.

Yang perlu diingat, kita sudah juara, juara dalam jiwa karena kita sudah menyalurkan seluruh jiwa raga kita untuk timnas, kita adalah juara yang sportif, juara sejati dalam setiap turnamen yang kita ikuti.

HIDUP TIMNAS, HIDUP SUPPORTER, HIDUP INDONESIA.

By BIBIL

Selasa, 28 Desember 2010

Kaos Timnas yang Masih Aku Banggakan

Gejolak yang menggelora atas keberhasilan timnas memang menyentuh seluruh lapisan masyarakat, dari kaum bawah sampai konglomerat, dari pinggiran desa sampai kota termewah. Itu terlihat dari pernak-pernik timnas yang diburu habis2an oleh masyarakat Indonesia, apalagi semenjak ada pemain blasteran indo-belanda “IRFAN BACHDIM” yang membuat para kaum hawa bertekuk lutut melihat wajahnya yang imut2.

Sebelum pertandingan dimulai, aku dan salah satu teman kos memutuskan untuk membeli kaos timnas, ya itung2 dipakai waktu nonton bareng, biar lebih terlihat keren dan ok. Tidak disangka kaos yang aku pilih sangat bagus dan merasa nyaman jika memakainya.




Sayangnya, pada laga final 26 desember kemarin, Indonesia kalah 3-0 oleh tuan rumah Malaysia, kekalahan yang cukup menyakitkan. Ada yang bilang, faktor non-teknis banyak mempengaruhi permainan para punggawa timnas Garuda, terlepas dari insiden sinar laser yang dilakukan oleh pendukung Malaysia, faktor non-teknis lainnya adalah banyaknya orang selain tim pelatih yang menentukan jadwal2 tidak penting harus dihadiri oleh pemain timnas, sehingga disinyalir konsentrasi para pemain menjadi terpecah dan tidak fokus. Dan terlepas dari itu, aku tetap bangga melihat perjuangan anak bangsa sampai habis-habis’an.

Jajaran pejabat PSSI disebut-sebut mempolitisir timnas dan terlalu ikut campur yang menyebabkan tim pelatih tidak mempunyai kekuasaan penuh untuk mengatur dan menjaga kondisi para pemainnya. PSSI juga dianggap tidak becus dalam mengordinir penjualan tiket, sangat amburadul dan tidak memuaskan, animo masyarakat yang begitu besar tidak diimbangi dengan pelayanan yang maksimal. Pembelian tiket terlalu berbelit-belit, dari mulai antri kupon-antri voucher-penukaran voucher, dianggap prosesnya terlalu lama dan memakan banyak tenaga para pengantri tiket. Seharusnya PSSI mau mengeluarkan uang untuk jasa pengamanan pembelian tiket, serta memperbanyak agen-agen penjualan tiket sehingga massa tidak berkumpul dalam suatu titik dan mengantri di tempat yang sama, itu yang menyebabkan kericuhan sering terjadi pada saat pengantrian tiket, juga karena faktor ketidakjelasan PSSI dalam menginformasikan berapa banyak tiket yang dijual.

Sedikit saran yang bisa aku sampaikan mengenai PSSI, untuk jajaran pejabat dan pengurus PSSI yang terhormat, aku dan mungkin mewakili teman-teman yang mempunyai pandangan pendapat yang sama, “BUAT REGENERASI PEMAIN BOLA”, artinya, penjaringan bakat-bakat muda di Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi, selain mengirim tim untuk berlaga di kompetisi luar negeri (Tim SAD U-17 yang berlaga di Uruguay), tapi harus juga diadakan kompetisi usia dini, U-13 U-15 U-17 U-19, jadi ada regenerasi yang terus menerus akan menciptakan pemain muda Indonesia berbakat.
Semoga saja Indonesia lebih baik lagi dan lebih dipandang tinggi dalam dunia persepakbolaan dunia. Amin.

By BIBIL

Sabtu, 25 Desember 2010

Sedikit Memikirkan Dimana Keberuntungan?

Tulisan ini hanya berisi gabungan2 cerita yang terkadang dianggap kurang mempunyai makna. Cerita tentang harapan, kegelisahan, kegagalan, dan keberuntungan. Bingung juga apa yang harus ditulis dalam membuka jalan cerita yang menyesatkan ini.

25 Desember pagi, 05.13 AM sms masuk di hp dual-sim seharga 750ribu. Terbaca pukul 08.57 AM dan berbunyi :
“Bil, Mbak Rouh sudah ngga ada (meninggal) semalem jam 10”.

.hmh,. Mbak Rouh adalah anak dari kakak ipar ortu aku, seorang guru SMP yang membesarkan 2 orang anaknya sendirian karena bercerai dengan suaminya. Aku biasanya memanggil dengan sebutan jawa khas “yu’ Rouh”. Memang tidak terlalu dekat dengan Mbak Rouh, bisa dibilang jarang sekali berkomunikasi langsung dengannya. Begitu juga dengan anak2ny, aku juga jarang berkomunikasi langsung, bahkan bisa dibilang belom pernah berkomunikasi sejak terakhir jamanku lulus TK.
Semoga amal & ibadah Mbak Rouh diterima di sisi Allah SWT. Amin.,.

Itu sedikit cerita tentang berita duka, berita yang tak jauh beda dengan kegagalanku dalam setiap hal, kegagalan yang serasa sudah menjadi sahabat akrab dalam perjalanan hidupku masa kini.

Pertengahan bulan desember ini, aku mengenal seorang wanita yang tak tahunya ternyata satu kampus, bermula dari melihat profilnya dalam dunia maya dan akhirnya berkenalan dengan tanpa basa-basi.

17 Desember 2010 07.36 PM, pertama kalinya aku mengirim SMS dari hp dual-sim seharga 750ribu, dan tak kukira dia merespon dengan sangat baik dan begitu indahnya. Tapi berkaca dalam kejadian yang sebelumnya, aku mematikan harapanku yang selalu besar, untuk melihat dulu ke step selanjutnya.
Dan tanpa kusadari, aku mulai gelisah memikirkan dirinya yang menurutku sudah Nampak indah, terlihat dari bentuk kata sms di hp dual-sim seharga 750ribu. Setengah pikiran menjadi tercurah pada sosoknya yang kubayangkan tiap sebelum tidur.

20 Desember 2010 07.02 PM, seperti hari2 sebelumnya, kami saling membalas sms penuh canda, sedikit dengan keraguan, aku beranikan diri untuk meminta berkunjung ke kostnya. Dan tak disangka dia sangat baik sekali untuk menyetujui. Kondisi tubuh yang baru bangun membuat diriku bergegas ke kamar mandi, memakai celana + kaos dan tak lupa sedikit parfum.

Tak lama, Aku sudah berdiri di depan kostnya,
“.hmh.,”
Dia keluar dan memanggilku, aku seperti terpaku terpanah terbata-bata, dia lebih indah dalam dunia nyata daripada dunia maya yang penuh kebohongan. Yang paling kuingat, “Rambutnya panjang dan matanya indah”. Kami bercerita banyak hal, dan berharap tidak ada suasana yang garing dan tegang seperti tes di angkatan militer.

Waktu berjalan begitu cepat, kami berpisah. Dan aku merasa indah, tapi tidak tahu apakah dia merasa indah juga atau merasa muak dan muntah setelah melihatku.?
Biasanya saat selesai bertemu langsung, ini yang menentukan untuk membuktikan dia merasa muak atau tidak. Ya, dengan mencoba mengirim sms, kalau dia enggan membalasnya, maka dia memang muak, dan bila dibalasnya seperti biasa, maka dia merasa mungkin sedikit nyaman, tapi tidak tahu juga kalo dia membalasnya buat hanya nge-jaga perasaan kita aja.
Dan mungkin dia masih belom merasa muak denganku yang artinya dia membalas sms seperti biasa di hari2 sebelumnya. Malam ini memang terasa sedikit memberikan harapan.

“I hope this really a good start”, kata itu yang terlintas dalam otak. Namun bayangan buruk muncul kembali di pikiran. Jujur saja, dalam beberapa waktu terakhir ke-TIDAK-beruntungan selalu menghampiriku, entah kenapa aku juga tidak tahu.
Untuk saat ini, memang ada harapan dan impian yang DIA (wanita berambut panjang dan bermata indah) ciptakan, tapi aku memang harus bersiap untuk sadar diri, jika saja DIA tidak berminat atau merasa muak denganku.

Karena memang banyak orang yang tiba2 ill feel, tanpa pernah aku sadar apa penyebabnya. Apakah memang wajahku terlalu buruk, apakah aku seperti orang cacat, apakah ketulusan tidak bisa menghapus rasa itu, apakah memang aku selalu menjadi “YANG TERHINA” ?

By BIBIL

Musim Qurban = Musim Nikah

Ujian di kampus terselesaikan dengan menguras pemikiran di otak yang selalu pas-pas’an. Jam menunjuk 13.07 WIB, saatnya melahap makan siang bersama kawan-kawan “CEMPE”, membuka obrolan tentang jawaban+soal+trik mencontek ala “mahasiswa salah jurusan”, lirik kanan dan kiri, memainkan mata dan tangan. Ada sahutan obrolan,

“kita ternyata libur 5 hari yha., enak juga bisa istirahat lama”
Tersambar petir di siang hari, kulihat kalender dalam hape, dan ternyata memang mendapat libur 5 hari, segera kuputuskan untuk pulang ke desa nan indah di ujung kota, desa yang telah memberikan banyak kenangan dan makna hidup.

Sabtu 13 Oktober 2010, pukul 15.07, perjalanan ditempuh dengan kendaraan matic tercinta, didapatkan secara tidak sengaja dari sebuah kesalahpahaman yang indah. Menikmati perjalanan dengan mata ngantuk karena belum tidur. Malam begadang, bangun pagi2 karna tak nyaman tidurnya, liat film di laptop sampe sore. Akibatnya bisa diduga, mengendarai motor dengan pikiran melayang2 (setengah mimpi).

Di tengah kota, aku memutuskan mampir di rumah makan bakso urat Mas Nano, bakso favorit jaman sekolah. Baksonya halus dan menawan, bila lewat di depan depot, harumnya memanggil2 diantara angin sepoi2. Bakso sudah dibungkus, saatnya untuk lanjut perjalanan. Jam 7 malam, akhirnya nyampek juga di “gubuk” penuh makna, lebih dari 17 tahun kuhabiskan di atas atap ini, kenangan dan kenyataan hidup menjadi pengalaman yang sangat berarti. Masuk dengan mengucapkan salam, dan tak ada jawaban. Tak ada orang di rumah.

“pada kemana semua nih orang”, pikirku dalam hati.
Masa bodoh dengan orang rumah yang entah kemana, yang terlintas hanyalah ambil piring dan melahap bakso yang selama berbulan-bulan sudah diimpi2kan, (maklum, jarang pulang meskipun rumahnya di jawa sini aja, hehe).

Makan sudah, saatnya liat bola sambil istirahat, yang bertanding saat itu Aston Villa vs Manchester United, skor akhir 2-2. Dengan berakhirnya pertandingan tersebut, berakhir juga suasana sepi yang dirumah.

“loh, habis dari mana ?”
“habis dari lamarannya mbak Mus”.

Hah, ternyata mbak Mus sudah akan menikah, pertama kali datang sudah disambut berita tentang rencana pernikahan sepupu. Suatu berita baik untuk didengar, karena bukan curahan kegelisahan tentang kegagalan panen yang beberapa tahun terakhir membuat lesuh para petani di kampungku tercinta. Ya, aku adalah anak petani, petani yang nasibnya digantungkan oleh keberlangsungan kehidupan bibit ikan daalam tambak.

Lanjut ke jalan cerita, esoknya tiada kusangka lagi ada lamaran nikah’an, kali ini yang akan mau menikah adalah sepupu dari umi. Dan pada hari yang sama juga, tetangga depan rumah melangsungkan pernikahan tepat pada perayaan hari raya idul fitri.

Wow, apakah memang sudah dicetuskan bahwa idul qurban = musim kawin? Anda sendiri yang dapat menilainya. Selanjutnya jika anda ingin menikah juga, di waktu idul adha fine2 ajah. Ahahahaa.

By BIBIL

Jumat, 12 November 2010

Cinta dan Celana Jeans yang penuh “sobekan”

Setiap hari orang pasti memperhatikan penampilan, apakah penampilannya sudah menarik dan keren, atau masih asal-asal’an. Ingin keluar rumah, hal yang dilakukan adalah terpaku memandang wajah sendiri di depan cermin yang bisu. Mengacak-acak rambut, mencium harum bau badan, memeriksa mimik wajah, memandang dan menyesuaikan posisi p*ntat dengan celana yang dipakai. Semua itu ibarat ritual wajib sebelum keluar mencari keceriaan. Lagi-lagi, faktor paling berpengaruh adalah untuk menarik perhatian lawan jenis. Memang, jika orang sudah mengerti tentang rasa dan perasaan, maka cenderung orang itu ingin perasaan itu tersampaikan.

Sedikit menyimpang dari cerita, tentang perasaan. Perasaan mungkin lebih banyak dikenal orang-orang dengan perumpamaan kata sayang dan cinta. Hal yang paling absurd di dunia memang masih disebut cinta. Cinta menyatakan perasaan yang timbul dari gejolak-gejolak aneh yang ada dalam jiwa. Gejolak yang menandakan kebahagian ketika tersampaikan rindu dan harapan. Gejolak yang terasa lebih indah ketika bertemu dan menatap sang pembawa kasih. Perasaan dan cinta itu anugerah, meskipun tersampaikan ataupun tersakitkan. Karena itu tanda bahwa kita masih bisa merasakan cinta dan sakit. Dua hal yang memang selalu berdampingan dan tak terpisahkan.

Celana jeans, suatu barang yang sudah tak terpisahkan lagi dengan kehidupan para pemuda-pemudi kita. Dulu jeans memang dianggap sebagai budaya dari barat yang dikhawatirkan membawa dampak buruk bagi para generasi muda bangsa Indonesia. Sampai saat ini pun jeans dianggap oleh sebagaian kalangan merupakan produk dari kaum yang tak terhormat (tidak disebutkan kaum apa, karena sama sekali tidak ingin menjatuhkan kalangan manusia yang lainnya). Namun, ada pandangan yang berbeda, jeans merupakan pemrakarsa orang luar, tapi selama kita tidak mengambil keburukan dari hal tersebut, bisa dianggap boleh saja kita menggunakan produk jeans tersebut. Ya mungkin lebih baik kita biarkan orang-orang yang lebih mengerti tentang hal itu yang mengurusnya, kita lebih asyik mengamatinya saja. (hahaha).

Tahun 2005, sebuah hal terjadi, mungkin kalau aku lebih menyebutnya sebuah keajaiban, karena dipertemukan dengan celana jeans berwarna agak gelap (sampai sekarang belum paham sebenernya berwarna apa jeans itu). I called “whisper jeans”. First time yang dilakukan bila memiliki barang baru pastinya adalah mencobanya. Kaki sedikit mekangkang dan memasukkan ke lubang celana yang terbagi dua, kesan pertama adalah pas dan nikmat. Serasa celana jeans itu bersatu dengan kulit kaki dan tak pernah ingin lepas. Bercermin hanya melihat bagian perut sampai ke bawah, untuk saat itu bagian badan atas seperti terlupakan. Mungkin yang terpikirkan hanyalah celana jeans yang melekat pada kaki indah ini.

Seiring berjalannya waktu tanpa ku sadari, ternyata selama akhir-akhir ini celana yang aku pakai hanyalah whisper jeans. Seperti slogan dalam iklan minuman, “apapun acaranya, celananya pake whisper jeans”. Tapi memang tidak ada yang keberatan atau meneliti dengan seksama mengapa jeans yang aku pakai hanya yang jenis itu saja.

Detik berlalu dan tak menyangka sudah mulai mencicipi bangku kuliah, bangku yang berbeda dengan bangku-bangku yang lainnya, bangku yang diperebutkan oleh ratusan ribu anak muda di seluruh negeri, bangku yang diimpi-impikan untuk dapat diduduki oleh semua kalangan, tidak hanya kalangan atas dan bertahta saja, tapi bisa diduduki oleh anak muda dari keluarga petani, nelayan, tukang becak, penjual asongan, penjahit dan sebagainya.


Whisper jeans ku bawa sampai bangku kuliah, semester 5 yang kini masih ku tempuh dengan otak yang sedikit terisi tentang public static void main dan system print out ln. whisper jeans yang tetap sama saat dipakai, tetap nyaman dengan kaki yang melekat pada susunan tubuhku. Namun ada sedikit fisik yang berubah, whisper jeans sudah mengalami berbagai rintangan dan halangan, membuatnya menjadi sedikit beerubah dalam fisik khususnya bagian lutut, sobekan-sobekan penuh makna bermunculan karena jeans sudah “berumur”. Ibarat manusia yang sudah berumur 70 tahun, whisper jeans masih mempunyai aroma karismatik tak terbantahkan.

Banyak manusia yang mengkritik, mengapa jeans butut penuh sobekan masih saja dipakai dengan penuh percaya diri, apa tidak ada celana yang lebih layak lagi, masih bisakah itu dikatakan celana jeans?. Hey yang bernama manusia, sesuatu itu tidak bisa selalu diukur dari kemewahan dan harga uang yang tinggi, keindahan dan makna mendapatkannya adalah faktor yang tidak bisa diukur dengan uang dan tahta, nilai historis dari suatu barang yang kita miliki tidak bisa dibeli dengan nilai mata uang yang berjuta-juta. Pada dasarnya, kemewahan itu muncul karena kenyamanan dan keindahan yang terbentuk dari bagaimana orang itu merasa lebih percaya diri dari apa yang dipakainya. Percaya diri dengan style yang menurutnya pantas untuk diri mereka, style yang mereka buat sendiri. aku menghargai dan respect dengan orang-orang yang merasa yakin dengan style yang ia buat sendiri, itu menandakan kejujuran. Dan apa jadinya jika semua orang punya style yang sama, pasti sangat membosankan tentunya ketika melihat hal yang sama dan itu-itu saja. Sekali lagi aku tekankan, ini bukan masalah kemewahan, tapi ini menyangkut kenyamanan, percuma dianggap mewah tapi kita tidak nyaman. Kemewahan tercipta dari sebuah kenyamanan, keindahan, history, dan kejujuran.

Sama seperti cinta, perasaan harusnya melambangkan kejujuran, cinta itu adalah kenyamanan. Mencintai Tuhan mengartikan bahwa kita nyaman (percaya) kepada Tuhan, mencintai orang tua menandakan bahwa kita nyaman (saling kasih sayang) kepada orang tua. Begitu juga ketika kita mencintai seseorang, bermakna bahwa kita memang nyaman (sayang) dengan orang tersebut, tulus dan jujur. Mencintai seseorang merupakan gejolak perasaan yang tertuang dari seberapa nyaman kita dengan dia, seberapa nyaman hati kita ketika bertatapan langsung, seberapa nyaman kita menerima dia. Tak peduli pasangan kita gendut seperti badut, kulit hitam seperti tinta, kurus seperti tongkat lurus, cupu seperti anak lugu, muka hancur seperti kencur, badan bau seperti kerbau, tak punya harta berlebih seperti para konglomerat tinggi, yang penting mereka adalah pasangan kita. Kekasih yang indah adalah ketika kita nyaman dengan dia, tidak merasa minder ketika berjalan dengannya, tidak ada rasa malu ketika memperkenalkan dirinya kepada para manusia (teman). karena ketika kita merasa nyaman dan tenang, maka sesungguhnya cinta itu telah tumbuh tulus dan jujur. Ini bukan menyangkut gengsi terhadap orang lain yang selalu menginginkan manusia sempurna yang sebenarnya tak pernah ada di dunia. Ini tentang kenyamanan dan kejujuran dari sebuah kata yang disebut cinta. Percuma kita mempunyai pasangan yang cantik / ganteng, popular, idola, tapi mereka merasa malu untuk melewati hari-hari dengan kita. Semua itu adalah ilusi kosong.

Seberapa jelek barang yang kamu miliki, namun jika kamu merasa nyaman, maka banggalah untuk menggunakannya.
Seberapa buruk pasangan yang kamu miliki, namun jika kamu merasa nyaman, maka berbahagialah untuk melewati hari-hari indahmu.

By BIBIL

Menjadi cupu itu anugerah part 3

Sebenarnya, aku bingung kalo menceritakan tentang jaman SMP yang masih jadul dan bener2 dekil, tidak ada gaya sama sekali, tapi mungkin menarik jika diingat2 lagi, hanya saja tak semua bisa saya tulis dengan bahasa yang mengundang ketertarikan pembaca, haha.

Kelas 1 hampir selesai terlalui, hanya tinggal ambil rapor / hasil ujian, dan kita kan beranjak ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu kelas 2. Setelah menjalani liburan selama 2 minggu yang isinya ya Cuma itu2 ajah, main bola dan tidur serta duduk2 bersama teman2 kampung ngobrol2 masalah apa saja, tak terasa waktu “back to school” telah tiba, tak ada persiapan yang berarti, mungkin hanya beli buku tulis untuk mencatat yang menurutku “penting”, dan atas dorongan guru dengan ancaman nilai yang akan diturunkan. Melihat pengumuman pembagian kelas di dekat ruang guru, aku akhirnya masuk ruang dengan label “KELAS 2B”. ya kelas 2B adalah ruangan yang akan menjadi teman untuk menjalani kehidupanku selama setahun, menghabiskan waktu dengan menaruh kepala di atas bangku dan berfantasi seindah mungkin.

Hari pertama masuk kelas tiba, semua murid siap menunggu wali kelas yang baru, yang tentunya kita berharap dapat wali kelas yang asyik dan ok. Sambil menunggu, aku melihat-lihat teman2 sekelasku, yang ku kenal sudah ada beberapa karena memang sebelumnya sudah pernah satu kelas, neichi dan adzim juga sekelas lagi denganku. Tapi entah kenapa, aku bisa memutuskan duduk berdampingan dengan nuryanto, bocah berperawakan agak gendut dan kulitnya hitam pekat dengan khas rambut belah tengahnya. Orangnya memang asyik2 ajah, tapi yang ngga enak tuh kalo dia sudah memainkan ludah disemprot2in, behhh,., rasanya lebih baik perang ajah dah. Lagi-lagi, hal yang pertama dilihat para cowok saat memasuki lingkungan baru adalah cewek, sudah kebiasaan umum dan mungkin sampai kelak sulit untuk dihilangkan. Ternyata lumayan2 juga cewek2 sekelasku, hanya saja aku kurang mengenal mereka, maklum waktu itu aku masih cupu, mau menyapa saja jantung rasanya ingin mengajak lari kencang. Tapi kalo anak2 sudah kenal aku, pasti dah mereka merasa nyaman, dan tak akan habis bahan obrolan untuk dibicarakan.

Tak kusadari, ternyata ada anak baru pindahan, menurutku sih biasa2 ajah orangnya, tapi ko kayaknya yang lain pada heboh yha, apa karena sebelumnya di sekolah ini belom pernah ada anak pindahan kesini, “maklum lah, sekolah ini kan sekolah mental angkatan, siapa yang tidak kuat, maka akan tereliminasi secara otomatis, seperti kata pak Charles darwin”. Dia memperkenalkan diri bernama Marta (nama disamarkan).

Marta asli pindahan kota Madiun, begitu katanya. Karena sebenarnya aku kurang tahu apakah itu benar Madiun atau gimana.? Ada 1 cewek yang menarik hati sejak kelas 1, dia adalah Santi. Tak banyak yang mengagumi Dia, namun entah kenapa aku benar-benar tertarik dengan hawa yang satu ini.

Cerita selanjutnya di part 4 akan mengisahkan hari-hari di kelas 2B, kelas yang cukup menarik, kelas yang mempunyai sisi baik dan buruk bagi perjalanan pendidikanku.

By BIBIL

Jumat, 05 November 2010

For Merapi Victims

Jumat dinihari aku melihat siaran televisi yang memberitakan kepanikan orang-orang yang menyelamatkan diri dari serbuan serangan debu merapi. Semua berbondong-bondong turun ke jalan untuk mencari tempat aman, desir debu sangat terasa seperti menembus layar tv dan menyesakkan dada. Jiwa bergetar ketika melihat tayangan anak kecil yang tubuhnya diselimuti pasir panas yang membakar kulit dan menyiksa batin kebahagiaan. Semua seperti terasa hitam pekat tanpa celah sinar yang dapat berkilau. Tangisan memekakan telinga dan pekikan jeritan memanggil nama orang yang sudah tiada ditelan abu merapi.
Banyak kehancuran tercipta dari mahakarya Merapi, harta masyarakat menjadi korban, dan yang paling menyedihkan adalah ketika kehilangan nyawa saudara-saudara kita. Tak pernah bisa dikembalikan dalam keadaan yang sebelumnya. Para anak kecil mungkin bertanya-tanya mengapa tempat tinggal yang penuh kebahagiaan dan keceriaan menjadi lahan kering tandus yang menyesatkan mata. Mengapa hari-hari yang indah bersama keluarga dan teman sudah tidak bisa dirasakan lagi di hari ini?, mengapa Merapi begitu murka kepada manusia?, apakah kita sudah sering menyakiti Merapi dan alam kita?
Bencana sudah terjadi, dan saatnya solidaritas sesama bangsa Indonesia ditumbuhkan untuk mengatasi masalah besar ini. Segala bentuk bantuan sangat penting dan sangat dibutuhkan bagi para korban Merapi. Tidak hanya uang, barang, ataupun tempat tinggal sementara, tapi juga hiburan dan keceriaan khusunya untuk anak-anak kecil yang mungkin dengan adanya kejadian ini akan menjadi trauma yang sangat mendalam bagi mereka. Mereka adalah saudara kita, mereka adalah anak-anak/adik-adik kita, mereka adalah manusia kecil yang sangat ingin dihibur dan mereka sangat tidak mengharapkan bencana/musibah ini menimpanya.
Segala harapan dan doa terucap untuk keselamatan mereka karena MEREKA ADALAH KITA. Everything do it for merapi victims.
Dan untuk korban meninggal, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Amin.

By BIBIL

Jumat, 22 Oktober 2010

Ibu tua dengan senyuman indah dan damai

Semenjak kecil dan bangkotan seperti ini, orang disekitar selalu berkhotbah dan berceramah tentang kebaikan dan kebajikan, tapi apakah yang menggembor-gemborkan hal seperti itu sudah melakukan tuntunan yang disampaikan kepada banyak orang dalam kehidupan sehari-hari mereka?. Tapi banyak juga orang yang melakukan kebaikan tanpa mengharapkan apapun dari apa yang dia lakukan, hanya rasa tulus dan perasaan yang sama sebagai makhluk yang serba kekurangan adalah dasar dari alasan tindakan tulus yang mereka lakukan.
Kita hanya sekumpulan manusia yang selalu mengeluh dan melakukan segala perbuatan hanya berpikir “apa ada manfaatnya ngga yha buat aku”? apa tidak pernah terlintas di otak kita “apakah hal ini bermanfaat untuk kaum yang membutuhkan”? apakah dengan cara/hal ini dapat membantu memperbaiki kehidupan mereka yang kesusahan.? Pernahkah kita berpikir, apa saja yang sudah kita lakukan untuk membantu sesama? Perbuatan apa yang mencerminkan kita pernah menolong yang kesusahan? Pantaskah, kalau kita hanya mengeluh dan hidup dengan keegoisan.?
Ketulusan adalah harga yang sangat mahal dan sangat langka untuk ditemui di dunia. Ketulusan merupakan prilaku sesosok manusia yang indah melakukan sesuatu karena dasar saling cinta sesama. Temukan orang yang tulus, dan belajarlah bagaimana dia untuk hidup, dan menghargai hidup. Semua orang memang pasti mati, tapi tidak semua orang hidup dengan “benar-benar hidup”. Satu hal yang pasti, ketulusan adalah cermin dari kehidupan yang sesungguhnya, karena dengan tulus, kita tidak akan terbebani oleh apa yang kita kerjakan, meskipun hal itu sekalipun tidak kita sukai, tapi dengan tulus, maka semuanya akan terasa indah dan bermakna.
Tulisan ini aku buat tepat setelah mendengar kabar wafatnya guru SMA pengajar Bahasa Arab, seorang Ibu tua yang setiap hari mengajar anak didiknya dengan menempuh perjalanan didampingi tukang becak saat pagi-pagi buta. Seorang ibu tua yang mengajar tulus apa adanya tanpa mengharapkan akan dikenang saat anak-anak didiknya mulai sukses dan hidup berkecukupan, ibu tua yang datang melewati pagar sekolah dengan sejuta senyuman manis yang indah dan damai. Sekarang dan detik ini, Jumat 22 Oktober 2010 pukul 09.05 WIB, beliau menghembuskan nafas terakhir, nafas yang terbang bersama malaikat yang sudah menjadi sahabatnya. Pintu gerbang kehidupan abadi menjemput, terima kasih Ibu Nurjannah. Senyum yang tak mungkin terlupakan sepanajang nafas masih terhembus dalam diri murid-murid ibu. Kan kami kenang kata-kata yang terlantun indah dari ucapan dan hati tulus ibu.

By BIBIL

Rabu, 20 Oktober 2010

Mengalami Kepalsuan

Teman, terkadang hanya selir’an semata bagi kita, tapi apakah pernah kita sadari bahwa teman adalah faktor besar dalam kesuksesan kita. Terkadang teman mempunyai fungsi dan peran yang lebih besar dari apapun, bahkan terkadang sebanding dengan keluarga. Dalam tulisan ini, aku mencoba mengulas tentang pertemanan. Yang mempunyai sisi kebahagiaan dan kepalsuan.
Kepalsuan, sesuatu yang tidak nyata dan tidak ingin kita lakukan. Karena tekanan yang kita terima, secara terpaksa orang akan melakukan kepalsuan, tentu saja itu juga sebanding dengan faktor intrapersonal juga. Dan pastinya kita pernah terjebak dalam lingkungan pertemanan yang palsu.
Kepalsuan akan membuat diri kita menjadi hambar, dan menjadikan kita sebagai virtualisasi dari orang lain. Pernah ada seseorang berteman dengan golongan highclass, yang penuh dengan kehidupan glamor, sedangkan dia hanya dari kalangan bawah yang untuk makan sehari 3x saja harus berpikir bermilyar kali. Apa yang terjadi pada orang tersebut, dia menutupi kehidupannya yang serba kekurangan, hidup dengan penuh kepalsuan, menutupi kekurangannya dengan bergaya highclass juga, menjadikan dia bohong sana-sini, hutang sana-sini, dikejar orang2 yang menagih, hidup dalam pelarian dan rasa takut yang besar.
Apa kisah seperti itu yang kita inginkan?, coba salami lebih dalam lagi apa arti teman yang sesungguhnya, teman yang sesungguhnya adalah teman yang mau berbincang kita dengan segala kekurangan kita. Teman yang tanpa melihat fisik dan kepalsuan semata, teman yang selalu melihat sisi positif dari hati kita yang tulus, benar-benar tulus ingin berteman tanpa embel-embel apapun. Karena menurutku, hakikat pertemanan adalah “SEMUA TEMAN ITU PENTING”, tidak mempedulikan fisik mereka cantik atau ngga, tampan atau ngga. Tidak mempedulikan materi mereka, kaya atau miskin, semuanya sebenernya ingin punya teman banyak. Popular atau ngga, yang penting itu teman kita, bodoh atau pintar, yang penting itu teman kita, dan pada dasarnya kita lebih nyaman hidup dengan system pertemanan yang menganggap persamaan hak kita sama, “SAMA RASA SAMA RATA”, dan tidak peduli latar belakang mereka dari highclass atau underclass, yang penting, “MEREKA ADALAH TEMAN KITA”.

By BIBIL

Selasa, 12 Oktober 2010

Zat cair pembawa hina

Percikan darah menyatu desahan nafsu
Tertumpah pada selimut putih
Derasnya keringat berkucur
Seiring cepatnya gesekan yang terjadi
Permainan kata dan lidah terasa pilu
Mencairkan kenikmatan semata
Tanpa berfikir efek selanjutnya

Pekikan suara terlantun lemah
Bernada menginginkan lagi, dan lagi
Dua lidah bertatapan saling hantam
Tiada henti gesekan semakin keras dan tak terkendali
Pecah keheningan dengan keluarnya zat cair pembawa hina
Semuanya terasa singkat tanpa ada reka ulang
Terjadi, dan musnahlah
Satu mahkota yang paling indah di dunia
Satu dan terus menjadi seribu
Seribu dan menjadi tak terhingga
Mahkota yang dulu diagungkan sekarang tak bernilai.
Cepat hilang, dan tak ada makna

By BIBIL

Menjadi cupu itu anugerah part 2

Kelas 1E, label yang selalu teringat jika ditanya kelas apa kamu?. Berisi sekitar 42 orang murid, dengan latar belakang keluarga yang berbeda-beda, Adzim salah satunya. Adzim teman sebangku yang sukanya tidur dan masa bodoh dengan orang lain, favoritnya hanyalah mendengar bel istirahat, lari ke kantin dan menghabiskan uang saku sepuasnya. Satu lagi favoritnya, mendengar bel pulang. Pasti dia akan lari kencang menuju angkot yang sudah siap berbaris rapi seperti anak pramuka yang lagi PBB. Sebelumnya pertemuan adzim denganku mungkin memang sudah dijodohkan (baca : sebagai teman sebangku), hari pertama MOS dia diantar oleh ayahnya yang ternyata lahir di desa tempat aku dibesarkan. Kita saling kenal dan ternyata kita sekelas. Yang paling khas dari Adzim adalah senyumnya yang tulus dan tanpa beban, dan seolah berkata
“persetan dengan semuanya, yang penting aku senyum ke semua orang”
Ya, senyum adalah sesuatu yang sangat indah untuk dilihat dan dirasakan, meskipun senyum itu datang dari orang yang belum kita kenal. Senyum ibarat pembawa warna dalam jiwa yang kesakitan. Senyum yang tulus datang untuk merobek rasa benci dan angkuh yang tertanam dalam roh kita. Senyum lambing dari kedamaian yang penuh arti dan simbol dari kejujuran dalam hati.
Bulan Agustus akan kita jalani, dengan berbagai perlombaan yang mulai tak aku pahami maknanya. Wali kelas member kuasa kepada Neichi untuk menunjuk teman-temannya mengikuti perlombaan. Dan, aku ditunjuk mewakili lomba adzan, pusing dah waktu ditunjuk tuh. Bukan masalah hafal adzan atau tidak, tapi yang ngga sanggup tuh dilihat begitu banyak orang. Protes, tapi tetap tidak diganti, hal yang diotak hanyalah mogok untuk tidak ikut. Saat perlombaan berlangsung, Neichi menangis melihat aku yang mogok tidak mau ikut, mungkin karena takut dimarahin oleh wali kelas. Akhirnya dengan terpaksa dan didorong oleh keinginan teman-teman (khusunya Neichi sang ketua kelas kita), berat hati aku ikut. Mendengar suara sound memanggil namaku.
“Ahmad Liashhabil Yamin, kelas 1E”
“mampus dah”, gumam dikit. Mengumpulkan kekuatan untuk malu, maju dengan menatap kebawah, saat sudah di depan lebih parahnya lagi jurinya wali kelas sendiri, rasa jadi campur aduk seperti es campur tanpa tape. Memulai adzan dengan nada salah dan sikap yang salah, mencoba melirik dewan juri, semuanya geleng-geleng kepala. Dan ada 2 kemungkinan orang geleng-geleng kepala, yang pertama karena kecapekan, yang kedua kecewa dan mau muntah ketika mendengar suara adzanku (saat itu aku yakin kalau mereka memilih opsi kedua).
Adzan selesai, lari ke kelas, duduk tenang di depan kelas yang sejuk, ketika menoleh ke sebelah kiri, astaga, ada pasangan lagi ciuman. Hmh, membuatku dilemma, antara beruntung dan ngga enak juga sehabis adzan lihat orang “bercumbu”. Kaki melangkah ke kantin, bertemu dengan teman-teman tuk menceritakan kemenangan ketenangan, bukan kemenangan membawa trophy, tapi hanya kemenangan kepuasan dan ketenangan.
Kemenangan kepuasan hati dan ketenangan merupakan kemenangan yang paling berharga dan bermakna dalam hidup ini. Meskipun kalian menjadi juara tingkat nasional ataupun tingkat internasional, tapi diri kalian tidak atau kurang merasa puas, maka kemenangan itu ibarat kekalahan yang sangat telak yang pernah kalian alami. Kemenangan kepuasan hati diatas segalanya, kemenangan kepuasan hati akan dapat membuat diri kita mengerti akan adanya kerja keras yang berbuah kebahagiaan. Dan kebahagiaan itu akan terasa indah bila kita melakukan usaha atau kerja keras secara jujur dan tulus. Rumus:
Kerja keras tulus dan jujur + usaha = kebahagiaan dan kemenangan hati.

By BIBIL

Senin, 11 Oktober 2010

Seperti kotoran terhina

Malam datang diiringi alunan angin
Tulang terkikis oleh dingin
Berpikir dan tak paham
Lagi, dan tak paham lagi

Jika saja kamu iyakan waktu itu
Dan semuanya pasti akan berbeda
Seluruh jiwa kan berwarna
Dan senyumku kan terbuka lebar
Meskipun itu membuat wajahku semakin terlihat parah

Kalau saja kamu percaya
Maka ku ucapkan semua kata yang pernah ku tahu
Tanpa bahasa kebohongan dan keraguan
Dengan tatapan penuh arti
Ku habiskan detik tuk bicara pada lensamu
Dan memang tetap tak berarti di hadapanmu

Mencoba sempurna, tapi tak ada yang percaya
Dan tetap seperti kotoran terhina
Yang enggan kamu lihat dan rasakan

(nb : judul ini yang paling susah saya buat, jalan buntu.)
By BIBIL

sekilas tentang etika untuk tugas

1- Etika di keluarga : Menurut saya, etika di keluarga terbentuk didasari oleh latar belakang dan kebiasaan dari keluarga itu sendiri. deskripsi dari keluarga saya dengan orangtua berlatar belakang pendidikan pesantren dan hidup di desa dimana hubungan saling menghormati antar manusia sangat masih kental, sikap gotong royong dan tata krama masih dijunjung tinggi. Hal-hal seperti ini yang membentuk etika saya pada lingkungan keluarga, sebenarnya tidak hanya etika pada keluarga yang terbentuk tapi juga etika pada lingkungan sekitar. Dengan orangtua yang berlatar belakang pendidikan pesantren, maka yang diajarkan atau lebih tepatnya yang dicontohkan dalam perbuatan lebih condong ke spiritualnya, tapi kalau saya menilai selama ini yang dicontohkan tidak agamis yang terlalu ekstrim, mungkin mereka menganggap anaknya sudah dapat berpikir jernih tentang kehidupan, dan saya rasa itu sudah benar. Lebih banyak dicontohkan daripada teori penjelasan semata, artinya saya sebagai anak bisa mengerti dan memahami dari sesuatu hal yang dicontohkan oleh orangtua saya tersebut. Tidak hanya faktor orangtua saja yang membentuk etika, tapi juga lingkungan sekitar. Etika adalah cara bagaimana kita menghargai sesama manusia yang hidup berdampingan dengan kita, mulai dari sikap kita kepada orang yang lebih tua, dan sesama teman. di tempat saya, bicara dengan orangtua sebisa mungkin kita menggunakan bahasa yang halus (bahasa jawa krama alus).
2- Etika di tempat bekerja : berhubung saya masih belum bekerja, maka saya akan mendeskripsikan etika di kampus, tempat saya menghabiskan waktu untuk kuliah. Menjadi mahasiswa merupakan satu tingkatan di atas siswa, artinya dalam hal efektifitas menjalani kehidupan. Jadikan kampus sebagai tempat tinggal kedua setelah kos, biar kita betah untuk kuliah dan mengerjakan tugas, caranya memperbanyak teman. semakin banyak teman, maka hidup di kampus terasa lebih indah, dan itu membutuhkan etika kita untuk bergaul. Caranya kita menghargai semua teman kita, tanpa sedikitpun melecehkannya. Jika diajak berbincang-bincang tentang masalah apa saja, kita dengarkan dan kita kasih respon, dengan begitu teman merasa nyaman bergaul dengan kita. Terkadang teman mencurahkan sesuatu tentang masalah yang mereka hadapi, kalau mereka salah, maka kita nasihati dengan bicara yang sopan dan tidak menyinggung. Tidak malah memojokkan dia dan itu akan membuat rasa bersalah akan menyiksa dirinya (depresi). Alangkah baiknya kita menggunakan pendekatan persuasif dan solusi yang bijak. Satu hal lagi, anggap semua teman itu penting, meskipun mereka kaum bawah ataupun kaum atas, anggap mereka sama di mata kita, yaitu teman yang sangat paling berharga bagi kita, jangan pernah membeda-bedakan teman.
3- Etika dengan teman : untuk etika dengan teman, saya ambil contoh dengan teman kos. Selama ini, teman kos sudah seperti keluarga sendiri, saling menghargai dan saling percaya satu sama lain, artinya tidak ada rasa curiga sedikitpun diantara kita. Mengapa saya anggap seperti keluarga sendiri, karena selain kita satu kos, kita juga kuliahnya sering satu kelas. Jadi sama-sama merasakan mengerjakan tugas sampai begadang, memecahkan masalah sama-sama. Terkadang memang ada permasalahan yang sensitif untuk dibicarakan, dalam hal ini kedewasaan kita dituntut, bagaimana kita menyampaikan solusi atau saling mengingatkan satu sama lain tanpa menyinggung perasaan teman tersebut. Contohnya dengan berbicara sambil senyum dan tidak bernada keras tapi bernada lembut. Jika ada barang teman yang lupa ketinggalan, maka benar-benar kita jaga baik barang tersebut. Jika ada teman tidak ada uang untuk beli makan, maka kita beli makan untuk dimakan bersama-sama, dan itu terasa nikmat. Intinya saling menghargai dan saling merasakan dalam menjalani hidup sebagai anak kos adalah kunci dari etika sesama teman kos. Satu hal lagi, kelak kita akan ingat bagaimana kita menjalani hidup di kos dengan prinsip sama rasa sama rata, artinya semuanya ditanggung bersama, baik suka maupun duka.

By BIBIL

Menjadi cupu itu anugerah part 1

Pengalaman, merupakan hal yang terkadang indah untuk diceritakan, kadang menyakitkan, sedih, senang, malu, tertawa, biasa saja, lucu, dan ekspresi yang lainnya. Salah satu pengalaman yang sering diceritakan adalah tentang perasaan dan cinta, topik standar lama yang masih tetap hangat dibicarakan sepanjang masa. Ya, sepanjang masa, karena terdiri dari berbagai macam kisah yang berbeda.
Terkadang, kita menyukai seseorang, namun tak pernah terbalas entah karena kita terlalu cupu dan dianggap tidak pantas untuk mengungkapkan yang namanya perasaan. KITA TIDAK PANTAS, kata itu tak layak dan tak seharusnya ada.
Tahun 2002, awal yang baru bagi kehidupanku, memakai seragam putih biru, masa-masa cupu yang ku lewati di jenjang sekolah yang sebenarnya lebih pantas dianggap sebagai barak tentara. Pemerasan, perkelahian, tawuran adalah hal yang biasa terlihat. Pertama memulai aktivitas sebagai pelajar membuat sangat tertekan, hidung seperti mengeluarkan darah tiada henti, dan tak terasa badan tinggal kulit saja, kurus kering seperti semut yang merayap takut diinjak.
Senen pagi ceriah dengan suasana upacara yang biasa saja, melihat teman-teman sekelas yang belom pada kenal, kakak kelas yang sok paling ok, guru yang bijak dan guru yang (kurang) bijak, bendera merah putih, petugas upacara yang cukup gagah. Semuanya berakhir dengan singkat, dan tak berkesan.
KELAS 1E, itulah label dari ruangan yang selama setahun duduk manusia setengah manis, pendiam dan terlalu pasif bernama Sabil (panggilan sewaktu SMP). Yang pertama dilakukan oleh cowok berplat SMP baru masuk kelas pastinya adalah melihat cewek-cewek di sekililingnya, dan menurut pandanganku waktu itu, yang paling menarik cewek bernama evalina dan neichi (nama asli yang sudah aku samarkan). Evalina berambut panjang, kulitnya putih dengan muka photogenic, badan kurus dan tinggi seperti model iklan sabun kucing (iklan sabun yang mengikutkan kucing sebagai modelnya). Berasal dari kaum highclass dengan ayah bekerja di perusahaan elit berlabel PT PETROKIMIA PUTRA, perusahaan pupuk yang mempunyai dampak negatif dan positif. Yang paling aku ingat, evalina selalu diantar-jemput oleh mamanya dengan naik mobil mewah berwarna silver. Yang masih terfikirkan dalam benak, mengapa anak seorang kaya raya dan cerdas serta cantik pula, ko mau sekolah di SMP yang menurut kebanyakan orang sebagai sekolah anak-anak nakal yang sukanya tawuran. Masih belom terjawab sampai sekarang.
Neichi, mempunyai ciri fisik yang hampir sama dengan evalina. Tinggi, putih, cantik, dan tentu saja salah satu anak pintar di kelas serta menyandang jabatab sebagai ketua kelas. Mereka berdua duduk satu bangku, banyak ditaksir sama cowok2 satu sekolahan juga.
Tapi jujur, tak ada rasa apapun dalam jiwaku jika melihat mereka berdua, artinya tidak ada cewek yang aku taksir selama kelas 1. Singkat cerita, evalina hanya menyelesaikan satu semester bersama, selanjutnya dia pergi ke SMP yang lebih favorit, dan pertanyaan dalam hati mengapa dia mau masuk SMP yang “terbelakang” ini, masih tidak terjawab. Neicha pun sudah tidak seperti pinang dibelah dua lagi, karena evalina sudah pergi dari kelas kita, dan hanya sedikit kenangan yang mampu diingat. Sekedar info, evalina sekarang meneruskan di perguruan tinggi ternama di kota Surabaya angkatan 2008. Dia lebih cantik dari sebelumnya, dan lebih anggun. Namun ironisnya dia tidak mengenal aku, meskipun informasi tentang dia sering aku dapatkan. Yang bisa aku lakukan adalah .,., hahahaha , iya, hanya tertawa.

Nb : mengapa memakai kata “aku,kamu” daripada “gue,elo”, karena aku adalah anak asli jawa, yang biasa mengucapkan kata “aku,kamu”, bukan anak asli betawi yang mengucapkan “gue,elo”. Harap dimengerti, ini karena tentang identitas, dan kata “aku,kamu” adalah mencerminkan identitasku.
Next, ada part 2.

By BIBIL

Sabtu, 09 Oktober 2010

Gedung megah dengan pagar para kaum jelata

Rabu malam pukul 18.45, mencoba menyusuri jalanan kota dan berharap menemukan hal yang menarik. Hal yang bisa menjadi suatu bahan refensi pemikiran yang lebih baik, hal yang bisa mengubah sesuatu yang tidak kita harapkan menjadi hal yang kita syukuri. Hal yang bisa membuat kita berpikir untuk merenungkan setiap malam apa yang telah kita perbuat, hal yang dapat mengubah hati kita yang berwarna hitam menjadi sedikit abu-abu.
Tepat di tepi jalan raya, ku hentikan langkah dan menatap gedung megah yang berdiri, berhiaskan lampu berwarna-warni, dan hiasan yang begitu mahal. Sejenak ku palingkan wajah ke sebelah gedung megah, dan yang terlihat anak kecil membawa gelas mineral bekas dengan pakaian yang kusut, bapak-bapak tua yang melangkah dengan susah payah sambil menyodorkan tangannya, ibu-ibu berwajah murung yang duduk diam menatap setiap manusia lewat didepan badannya.
Di sebelah barat manusia berpakaian rapi dan berpasang-pasangan menikmati cairan dalam gelas. Kaum yang selalu memandang sinis terhadap makhluk lain, dan hidup dengan penuh kepalsuan. Apa mereka pernah sadar, bahwa hidup mereka hanya sebagai virtualisasi dari rasa ego yang begitu tinggi, apa enaknya menjadi orang yang tidak bebas sesuai dengan keinginan hatinya. Pernah saya mengenal wanita, yang bisa dibilang “cewek populer dan gaul (kelewat gaul)”, dia mempunyai sekumpulan anak kaum atas mulai dari anak pejabat dan pengusaha (lebih tepatnya kaum yang menganggap dirinya paling sempurna padahal sebenernya mereka lah orang yang paling menderita). Tapi saat teman saya mengungkapkan dirinya menyukai laki-laki dari kaum jelata, dia merasa tertekan, dilema antara memilih cinta sejatinya atau sekumpulan anak yang hidup dengan kepalsuan?. Dia merasa nyaman dengan “lelaki jelata”, sering mereka habiskan waktu bersama dan tanpa sengaja saat bersamaan bertemu dengan sekumpulan anak penuh kepalsuan, mereka mencaci maki dan mengumpat tiada henti. Singkat cerita, akhirnya dia memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan lelaki jelata tersebut. Dia mengorbankan cinta sejatinya hanya untuk kepalsuan dan hidup seperti menjadi wayang yang dikendalikan oleh dalang ego.
Ironis, kata yang tepat untuk kehidupan perbedaan kelas yang semakin tinggi dan diagungkan di negeri yang penuh kebohongan ini. Apa pernah mereka berpikir seandainya tidak ada kelas kaum jelata yang hidup di dunia, mereka mau memamerkan kekayaan kepada siapa? Mereka ingin sombong dan menghina siapa? mereka ingin menyuruh siapa jika semua orang hidup makmur?.
Renungkan dan camkan dalam jiwa kalian yang terdalam, sebelum anda hidup makmur kelak, atau kalian sudah hidup makmur, bahwa jangan pernah sekalipun kalian memandang rendah kaum jelata, karena pada dasarnya kaum jelata adalah kaum yang populer.

By BIBIL

Jumat, 08 Oktober 2010

Mata tuna netra

Menatap gedung megah
Dengan pagar pengemis yang berbaris rapi
Dihiasi lampu dari mata tuna netra
Dan darah memperkilat temboknya

Oh., gedung megah,
Berdiri di sebelah gubuk roboh
Mentertawakan uban putih
Yang sedang mengelus dada

Oh., gedung megah tak bermakna
Simbol dari kemiskinan yang tak diakui
Diagungkan padahal hanya sebuah kebohongan
Dipuji tapi nyatanya mengiris hati

Lebih indah melihat pematang sawah
Dengan senyuman damai dari alam
Daripada melirik gedung megah
Yang penuh dengan tatapan iblis

By BIBIL

Minggu, 03 Oktober 2010

Ketika Hati ditukar dengan Kepingan Emas

Jika ada yang bertanya, “kamu sudah menguasai ilmu apa?”
“aku belum menguasai satu ilmu pun”.
Jika ada yang bertanya, “apa keahlianmu?”
“aku ahli dalam ikhlas”.
Jika ada yang bertanya, “sebutkan moto hidupmu?”
“masih banyak yang lebih bodoh dari kita”.
Jika ada yang bertanya, “mengapa kamu ada di bumi?”
“aku adalah korban dari kecelakaan kelahiran”.
Jika ada yang bertanya, “kamu punya harta apa?”
“otak yang sakit dan jiwa yang sunyi adalah hartaku”.
Jika ada yang bertanya, “apa kamu pernah jatuh cinta?”
“seperti ada kesalahan kelamin”.
Jika ada yang bertanya, “mengapa kamu bisa suka saya?”
“hati yang berujar, dan bibir hanya perantara”.

Dan aku mulai balik bertanya,
“mengapa hati kau tukar dengan kepingan emas?”

By BIBIL

Dengan Celana Dalam Sobek

Dengan celana dalam sobek, ku menyusuri jalan bayangan tanpa jejak.
Bertanya apakah masih ada rasa peduli dalam jiwa manusia?
Dengan celana dalam sobek, ku tatap manusia tua tanpa harapan.
Bertanya mengapa diciptakan keangkuhan di dunia ini?
Dengan celana dalam sobek, ku bersandar pada pohon tua tanpa daun.
Bertanya dimana suara kedamaian berada?

Dengan celana dalam sobek, ku berpikir dengan raga sekarat.
Memang jiwa manusia sudah teracuni oleh khayalan.
Dengan celana dalam sobek, ku tersenyum pada gadis kecil tanpa dosa.
Keangkuhan itu ada karena hati yang tinggi.
Dengan celana dalam sobek, ku pungut sampah di tepi danau.
Terasa tenang dan damai dalam mimpi.

Dan dengan celana dalam sobek,
Ku mulai paham arti kata dari kehidupan.

By BIBIL

Wajib, marketing, dan bangsa tanpa nasionalisme

Hari selasa malam dalam lab yang penuh sesak oleh keyboard dan monitor,
“untuk mahasiswa jurusan ini, wajib mengikuti kuliah tamu dengan membayar sebesar Rp 20.000”, suara seorang bapak dosen.
Di zaman sekarang, permainan kata-kata merupakan senjata ampuh dalam melaksanakan dan menyukseskan suatu acara, contoh salah satunya adalah kata dari dosen tersebut. Namun saya memahami hal tersebut sebagai strategi marketing dari suksesnya acara, dan saya mendukung penuh akan strategi seperti tersebut. Mengapa? Karena semua yang kita lakukan adalah suatu hal yang kita harapkan menjadi sukses, dan kata sukses tersebut tidak begitu mudah untuk didapatkan tapi membutuhkan perencanaan dan strategi yang matang.
Marketing adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Bisa dibilang orang yang dapat menjadi pengusaha sukses adalah orang yang mempunyai jiwa marketing yang sangat kuat, sehingga mampu untuk memperkenalkan produk/jasa yang dia produksi.
Itu sedikit tentang marketing, tentang seminarnya masih bingung mau diceritain yang mana, haha. Pematerinya mantap, punya banyak pengalaman dibidangnya meskipun umurnya masih muda. Nama pematerinya adalah Ruby Z. Alamsyah ST. MTI. Mungkin untuk orang awam nama ini belum cukup terkenal, tapi untuk kalangan / kaum / golongan / komunitas cyber, pasti telah mengenal orang ini.
Topik yang diangkat dalam seminar tersebut adalah “Digital Forensik”, yaitu tentang penyidikan suatu kasus dengan menggunakan teknologi digital forensic guna mendapatkan bukti dari alat-alat teknologi.
Yang paling saya suka dalam seminar ini adalah ketika Saudara Ruby berucap,
“sebenarnya saya sudah ditawari kerja untuk perusahaan RIM di kanada, tapi saya menolaknya. Alasan saya simple, negeri ini masih kacau balau, saya ingin mengabdi untuk negeri ini.”
Ya, pemikiran seperti itulah yang seharusnya tertanam dalam diri orang Indonesia, nasionalisme yang harus dijunjung tinggi dan tertanam dalam jauh di dasar jiwa kita. Coba kita bayangkan, andai saja semua orang pintar Indonesia yang lebih memilih kerja di luar negeri semua itu berkumpul di Indonesia, dan tiap individu bergerak dalam bidangnya masing-masing untuk membangun bangsa dan negeri ini sesuai disiplin ilmu yang mereka kuasai. Yang terjadi adalah ekspetansi kemajuan yang luar biasa. Dan mungkin kita akan menjadi Negara maju yang ada di planet penuh sesak yang bernama bumi.
Contoh sederhana, ilmuwan kita tersebar di berbagai Negara dan mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Bila semua ilmuwan itu dikumpulkan dan mendapat satu komando yang keluar dari seorang kepala perkumpulan itu, maka konsep memajukan Negara ini menjadi lebih jelas dan lebih nyata. Sistem yang pertama yang harus ditanam juga bersifat regenerasi, artinya setiap bidang ilmu harus ada yang meneruskan keahlian di bidang itu, caranya adalah penjaringan dan perekrutan generasi muda di tiap sekolah yang tersebar di seluruh pribumi Indonesia. Saya ibaratkan ketua perkumpulan itu bernama ketua, ketua mempunyai divisi-divisi pembantu yang dipimpin oleh kordinator seksi, dan tiap seksi tersebut mempunyai disiplin ilmu yang berbeda-beda, dengan tujuan membangun negeri sesuai bidang ilmunya dan melakukan regenerasi tanpa putus.
Saya memikirkan perkumpulan ini bisa terjadi kelak di kemudian hari, kita sebut saja sekarang perkumpulan yang kita idamkan tersebut sebagai perkumpulan
“INDONESIA SCIENTISTS MOVEMENT TO FUTURE”

By BIBIL

Sabtu, 02 Oktober 2010

goresan sehabis jumaatan part 2

Meneruskan tulisan ‘goresan sehabis jumaatan’ yang tidak jelas tapi tetep aja ada yang baca. Hal yang kedua yang sering atau bisa dibilang hal yang hanya aku bisa lakukan adalah menulis dan menulis. Menulis apa saja dari kejadian yang telah dialami, entah itu masa lalu yang cupu, masa sekarang, dan pemikiran masa depan.
Apa yang di pikiran kalian, maka itulah bahan tulisan kalian. Jika menemui pak satpam dan menegur anda, maka tulis dan ceritakanlah kejadian itu. Jika ditegur oleh calon mertua dan memintamu agar pulang lebih cepat dari apel malam minggu, maka tulis dan ceritakanlah kejadian itu.
Hal yang pasti dengan tulisan adalah kita bisa berfantasi dan membuat kata-kata yang tidak bisa kita ucapkan didepan masyarakat umum, seperti umpatan, cacian, hinaan, rasa yang kita pendam dan segala hal yang ada di otak kita. Tulisan merupakan buah dari pemikiran yang terkadang tidak bisa diungkapkan secara langsung. Karena tidak semua manusia diberi kekuatan dan keberanian untuk mengungkapkan gejolak di hatinya.
“Memperlebar relasi”, kata ini muncul dengan berjalannya waktu akibat dari efek salah jurusan yang diderita oleh seorang mahasiswa yang berasal dari keluarga petani. Pada dasarnya tidak ada niat sama sekali untuk berteman dengan banyak orang dengan tujuan tertentu, dan itu memang tidak pernah tertanam dalam jiwa. Namun ternyata dengan mempunyai banyak teman yang berasal dari berbagai kalangan dan berbagai status, hal itu memberikan dampak positif dalam segala hal terutama dalam urusan “tugas kampus”.
Jujur, aku lebih nyaman dan menjadi diri sendiri ketika berkumpul dengan sesama kaum “underclass”, karena kita merasakan kesamaan nasib dan merasakan kondisi buruk yang sama. Hal itu muncul akibat seringnya melihat anak-anak “highclass” menyombongkan dirinya di depan kaum bawah. Mereka seakan-akan menjadi orang yang paling sempurna dengan memiliki segalanya dan meremehkan kami. Kaum highclass yang menurutku hanya sekumpulan orang yang mengandalkan harta yang sudah ada tanpa pernah mencoba untuk mencarinya sendiri, dan mereka merasa hebat dengan kebodohannya itu. Kata “muak” selalu terucap jika melihat tingkah mereka yang selalu menindas kami. Orang-orang “highclass” yang menurutku kekayaannya adalah hasil dari jerih payah kaum “underclass”, apa mereka pernah sadar bahwa harta yang mereka dapat adalah andil dari kalangan kaum bawah, siapa yang membantu mereka dalam mencari uang yang diagungkan di otak mereka. Uang yang selalu mereka hasilkan dari pembodohan kaum bawah, uang yang berselimut kebohongan dan darah dari orang miskin.

By BIBIL

Jumat, 01 Oktober 2010

MAHASISWA SALAH JURUSAN

Mahasiswa salah jurusan..
Menulis dan menulis,
Tapi ngga ngerti apa yang ditulis.

Mahasiswa salah jurusan..
Ngerjain dan ngerjain,
Tapi ngga pernah selesai apa yang dikerjakan.

Mahasiswa salah jurusan..
Masuk dan masuk kuliah,
Tapi ngga paham apa yang dibicarakan.

Mahasiswa salah jurusan..
Mendengar dan mendengar..
Tapi tak tahu apa yang didengar.

by BIBIL

goresan sehabis jumaatan part 1

Setelah mengalami perubahan kondisi yang kurang baik dalam beberapa bulan, akhirnya pikiran mulai agak tenang dengan adanya rizki yang diberikan oleh Allah swt. Seribu senyum untuk sejuta harapan yang kelak akan kita songsong dengan semangat sinar matahari. Haha.,. (beginilah bentuk tawa).
Satu pekikan yang selalu menghampiri otak “menyadari telah menjadi mahasiswa jurusan dan menempuh pendidikan dengan lingkungan yang tidak paham”, namun bias dijalani dengan prinsip “perlebar sayap relasi, maka hidup di kampus akan terasa nyaman”.
Harus ada cara lain menjadi sukses tanpa melalui pendidikan formal perguruan tinggi, dan mencari bertahun-tahun bakat yang terpendam di dasar otak dengan gembok besi dan tanpa kunci. Ternyata yang hanya bias dilakukan adalah berimajinasi yang tinggi, menulis tanpa arti, dan mencoba memperbanyak relasi tanpa tahu manfaat apa kelak yang didapat.
Berimajinasi setiap ada peristiwa terjadi adalah pekerjaan yang menyenangkan bagiku, meskipun menurut orang-orang cerdas di luar sana bahwa terlalu banyak imajinasi bisa membuat orang menjadi terbuai oleh mimpinya. Namun menurut pandangan kami sebagai kaum imajiner, imajinasi yang tinggi adalah hal yang wajib dilakukan oleh manusia di bumi ini, karena dengan mempunyai imajinasi, maka manusia bisa merencanakan hal/solusi untuk kehidupan di masa mendatang. Dan terkadang sesuatu yang spektakuler itu akan dianggap gila awalnya oleh kaum manusia. Contoh yang sederhana, siapa yang tidak menganggap gila orang yang mencetuskan bahwa besi kelak akan bisa terbang (pesawat). Untuk itu kalian yang mengaku generasi muda, jangan pernah takut dianggap gila oleh mayoritas manusia yang menganggap ide cemerlang kita sebagai dongeng dan omong kosong. Kelak pembelian helikopter dan jet pribadi menjadi hal yang lumrah seperti petani membeli televisi.
Karena pada dasarnya dari mimpi yang kita pendam maka muncullah usaha untuk mewujudkannya, dan keindahan yang paling sempurna di dunia ini adalah ketika apa yang kita mimpikan menjadi suatu kenyataan yang kita jalani. Mimpi itu indah namun lebih indah lagi jika menjadi kenyataan. Pikirkan saja apa yang ingin kita pikirkan, lakukan saja apa yang ingin kita lakukan, dan imajinasikan saja apa yang ingin kita imajinasikan.
Berbagai macam mimpi dan imajinasi seseorang terkadang sama dengan apa yang kita impikan juga. Ingin punya pacar cantik, ingin punya banyak harta dan tahta agar dihormati, ingin punya popularitas di lingkungan tempat bergaul dan sebagainya. Tapi secara tidak kita sadari bahwa bahwa tidak semua yang kita mimpikan itu menjadi kebahagiaan yang kita idamkan. Percuma kalau punya pacar cantik tapi dia tidak tulus punya rasa terhadapmu. Percuma punya harta banyak tapi hasil dari korupsi, merampok dan sebagainya. Percuma punya popularitas tapi hanya teman yang hina di sekelilingmu.
Jadi pada dasarnya, apa yang ada pada diri kalian saat ini, itulah yang terbaik dan pantas untuk kalian banggakan.

By Bibil

Sabtu, 31 Juli 2010

ngga ngerti maksudnya.

kesalahan rek,,,
reparasi otak ajah klo gtu euy...
biar jiwa bisa berdiam diri dalam jasad yang beku..

kalau berjalan dengan alunan nada yang menyesatkan,,
tak pernah tahu kemana mata angin berputar..

sudah , dan selesai...

Selasa, 19 Januari 2010

manusia berwujud iblis

Kaum muda zaman sekarang memulai mengalami perubahan yang ke arah buruk. Kaum ABG yang sangat-sangat fenomenal. Rata-rata anak sekolahan sekarang sudah pernah mengalami jatuh cinta dan pacaran. Ada yang sekedar ecek-ecek, ada yang sangat-sangat serius. Seperti layaknya percintaan orang dewasa, kehidupan romansa anak sekolahan zaman sekarang juga diwarnai konflik-konflik yang disebabkan dari berbagai hal. Namun saya yakin hal-hal yang diperdebatkan itu tidak penting dan hanya buang-buang waktu dan energi berpikir saja.
Bagi anak yang melakukan hubungan pacaran hanya untuk sekedar kesenangan semata, mereka akan menanggapi biasa saja jika pasangan mereka melakukan perselingkuhan. Karena dia juga melakukan hal yang sama, jadi ibaratnya itu adalah impas. Namun bagi anak yang pacaran dianggap terlalu serius, mereka akan kehilangan kontrol apabila melihat pasangan mereka melakukan perselingkuhan, apalagi jika perselingkuhan tersebut jelas-jelas ketahuan dimuka umum. Pasti anak itu akan habis-habisan marah dan kehilangan kontrol.
Kaum hawa disinyalir banyak melakukan perselingkuhan, mereka menganggap bahwa kalau tidak selingkuh itu perjalanan kehidupan cinta mereka menjadi tidak seru dan hambar. Banyak wanita yang melakukan selingkuh mengaku, bahwa mereka lebih enjoy jalan bersama pasangan selingkuh mereka, daripada jalan bersama pasangan asli/pacar asli.
Terkadang para cewek menyembunyikan perselingkuhan dengan bersekongkol sama anak cowok teman pacar aslinya. Mereka saling bekerja sama untuk menutupi hal itu. Bagi anak-anak cowok remaja, hati-hati terhadap teman anda, terutama yang kenal akrab sama pacar anda, terkadang teman anda itu musuh dalam selimut. Bahkan teman anda tersebut bisa lebih berbahaya dari IBLIS yang pernah ada di alam jagad raya ini.

By BIBIL

indonesia, pusat pemerintahan dan perekonomian

Jakarta, merupakan ibukota Negara Indonesia tercinta, merupakan kota terbesar di Indonesia, dan tentunya diikuti oleh kepadatan penduduk yang sangat membludak. Banyak perantau yagn mengadu nasib di kota metropolitan itu, karena tidak adanya kepastian pekerjaan di daerah asal mereka. Namun, para pendatang ini datang dengan kemampuan yang terbatas. Otomatis yang terjadi di ibukota adalah banyaknya pengangguran dan gelandangan yang semuanya merupakan korban dari “Syndrome mengadu nasib”.
Masalah ini mungkin masih di batas kemampuan kita untuk menanganinya, tapi kalau hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan menimbulkan sesuatu masalah yang lebih besar lagi. Salah satu solusi ekstrim untuk hal ini adalah kita harus mengubah atau lebih tepatnya memilih apakah Jakarta menjadi sebagai pusat pemerintahan , atau hanya sebagai pusat perekonomian, artinya kita harus memilih dari salah satu opsi tersebut. Tidak bisa kita menjalankan dua fungsi tersebut di satu kota saja. Memang untuk saat ini hal itu masih bisa dilakukan, namun untuk dalam jangka waktu yang panjang, hal ini tidak bisa untuk terus dilaksanakan. Ibaratnya, kota Jakarta itu seperti lampu, yang semakin hari akan semakin banyak laron yang menutupinya, dan pada akhirnya lampu itu tidak akan terang lagi karena sudah tertutup oleh laron yang semakin banyak.
Opsi yang saya tawarkan ini memang tidak sepenuhnya akan berjalan sempurna, karena saya yakin di dunia ini tidak ada solusi atau sesuatu hal yang mempunyai sisi positif 100%, artinya pasti ada sisi negative dari hal tersebut, namun kita harus melihat seberapa besar proporsinya antara sisi positif dan negative tersebut, missal perbandingannya 90:10, maka solusi tersebut saya anggap mempunyai prospek yang sangat bagus untuk dilaksanakan.

Saya mencoba untuk menjabarkan ide untuk mengubah Jakarta menjadi salah satu fungsi saja, antara pusat pemerintahan atau pusat perekonomian. Artinya, salah satu fungsi tersebut harus dipindahkan ke kota lain yang mempunyai wilayah strategis dan SDM yang maju pula. Kita bisa memilih calon kota pengganti itu pada wilayah yang mudah dijangkau oleh publik. Jika kita berani melakukan inovasi, kita bias memilih salah satu kota di luar jawa untuk bisa melaksanakan fungsi tersebut. Mengapa saya mengambil contoh kota dari luar wilayah jawa, tak lain adalah untuk pemerataan penduduk. Artinya , secara tidak langsung pemerataan penduduk akan secara otomatis akan berlangsung. Para pembaca mungkin sudah mengerti apa yang saya maksudkan bahwa jika pusat perekonomian dipindahkan ke kota lain (salah satu kota di luar jawa ) maka akan tercipta pembangunan, jika tercipta pembangunan, maka akan tercipta banyak lapangan pekerjaan.
Jika Jakarta tetap menjadi pusat pemerintahan dan pusat perekonomian, maka Jakarta akan “mati suri” dalam beberapa decade mendatang. Memang solusi yang saya tulis ini masih konsep dasar dan masih banyak kekurangannya, namun bila tidak ada tindakan segera, hal ini akan lebih berbahaya loagi.
Mari kita ciptakan solusi-solusi yang terbaik untuk membangun bangsa dan negeri tercinta ini.

By BIBIL

pajak gresik

kita semua tahu Gresik merupakan kota kecil dengan banyak perusahaan besar yang berdiri disana..
sebutan yang mencoba dibangun bukan lagi kota pudak atau kota santri,,
namun kota seribu pabrik,,
seribu pabrik, ya,, beratus-ratus pabrik dibangun di atas tanah kota Gresik,,
bahkan kami menilai , pembangunan pabrik yang tak mempedulikan aspek lingkungan jangka panjang itu akan membawa petaka pada masa mendatang kelak..
polusi dan pencemaran lingkungan sudah mulai terasa dampaknya,, terutama bagi orang2 yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian,,
seperti kita ketahui, hasil sektor pertanian kota gresik tidak lagi berlimpah ruah seperti dulu..
yang paling sangat miris adalah, kota yang didiami banyak perusahaan ini masih tergolong kota tertinggal, kota yang masih berkembang, dengan sistem pemerintahan yang seakan-akan sama sekali tidak menguntungkan rakyat mayoritas Gresik..
coba kita soroti salah satu lembaga , yaitu pajak, semua orang pasti terheran-heran, pajak dari berbagai perusahaan besar dan terkenal itu digunakan untuk apa saja,,
pendidikan? biaya SPP masih tetap mahal
Pertanian? pupuk langka dicari&harganya melambung tinggi, padahal kita sendiri yang memproduksi pupuk..

lalu untuk apa ?
seharusnya pajak dari rakyat untuk rakyat,,
begitu juga pemerintahan, dari rakyat untuk rakyat..

kami disini hanya menulis apa yang kami lihat pada kaum mayoritas rakyat Gresik, yang hidup tanpa ketidakpastian,,

ini adalah sebuah kritik membangun, KITA PASTI BISA LEBIH BAIK..
dan DARIPADA KITA MENYALAKN KEGELAPAN, LEBIH BAIK KITA MENYALAKAN LILIN,,!!!

by BIBIL

pilkada gresik

Pilkada, merupakan pesta demokrasi di tingkat kabupaten, untuk menentukan bupati yang akan memimpin suatu kota dalam satu masa jabatan selama 5 tahun. Saya mencoba memperdalam pilkada di daerah tempat tinggal saya, yaitu Gresik. Yang sebelumnya saya sudah membicarakan di tulisan saya sebelumnya bahwa Gresik merupakan kota kecil namun banyak pabrik yang berdiri di wilayah tersebut. Dengan banyaknya pabrik, banyak pula uang pajak yang beredar, dan dengan banyaknya uang pajak yang beredar, otomatis hal ini akan menyebabkan rawan korupsi pula. Karena banyaknya uang yang beredar pada tiap departemen, sehingga hal ini berpotensi terjadinya koruupsi yang sistemik dan berkelanjutan. Salah satu pengawasan adalah dengan meningkatkan pengawasan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik lembaga yang berada pada pengawasan pemerintahan maupun tidak. Dan masyarakat sudah ragu, jika lembaga pengawasan bukan dari lembaga independen, artinya jika pengawasan itu dilakukan oleh lembaga pemerintah, tidak dipungkiri akan terjadi kerjasama untuk melakukan tindak korupsi, karena orangnya ya itu-itu saja. Jadi bisa dibilang pertemanan antara maling dan oknum lembaga berwenang. Kenapa disebutkan oknum, karena kami yakin tidak semua orang di lembaga pemerintahan itu kotor, ada juga yang bersih, namun jumlahnya yang masih kecil.
Kecewa, itulah reaksi pertama ketika melihat banyaknya spanduk dan pamflet yang beredar berisi dukungan terhadap tiap-tiap kandidat calon. Kenapa kami kecewa? Karena tentu saja terlalu banyak calon yang bertanding disini, kami melihat , dengan banyaknya calon seperti ini akan berpotensi pada penghambatan pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah terpilih. Yang ditakutkan adalah, ada banyak calon (terutama yang kalah) yang berkonsolidasi untuk membentuk lembaga tidak resmi dan bertujuan untuk menghambat pembangunan sebagai sarana untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa rakyat seakan-akan telah salah pilih. Ini hal yang berpotensi sangat berbahaya bagi kemajuan kota Gresik. Boleh , calon yang kalah itu menjadi oposisi, artinya oposisi yang mengawal pembangunan, bukan malah menghancurkan pembangunan. Oposisi yang bertindak sebagai kontrol atas kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang sah. Namun kontrol itu juga bisa dilakukan mahasiswa, LSM, dan lembaga lainnya. Alangkah baiknya jika hal ini berjalan sesuai konsistensi masing-masing lembaga. Jadi, pada kebijakan pemerintah yang kurang menguntungkan bagi rakyat, hal itu bisa segera di cover oleh usulan atau saran dari oposisi tersebut. Pemerintah yang sah dan oposisi tercipta untuk menciptakan sistem tatanan kota dan kebijakan-kebijakan yang bisa dipertanggungjawabkan, dan pemerintah sah dengan oposisi tercipta bukan hanya untuk semata-mata bermusuhan.
Berharap hal seperti itu terjadi di bumi Indonesia dan pada khususnya di Gresik.. Amiin..

by BIBIL

indonesia 2022

Sepakbola, seperti yang kita tahu, merupakan olahraga terfavorit di seluruh dunia. Bahkan sepakbola sudah menciptakan banyak profesi yang sngat diidam-idamkan oleh banyak orang. Tidak hanya sebagai pemain , profesi yang menjanjikan lainnya adalah sebagai pelatih, atau official team. Sepakbola telah membius seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat Indonesia. Namun, dalam dunia persepakbolaan Indonesia, kita masih tertinggal jauh di segala bidang dan masih belum ada yang bisa dibanggakan dari dunia sepakbola kita yang selalu suram, baik di domestik maupun di dunia internasional.
Beberapa tahun terakhir, PSSI mencoba untuk mengajukan proposal kepada FIFA dalam rangka pengajuan Indonesia sebagai tuan rumah ajang bergengsi piala dunia 2022. Namun, apakah hal itu dapat terjadi? Mari kita coba kemungkinan-kemungkina yang bisa terjadi.
Pertama, Indonesia mengajukan proposal sebagai tuan rumah piala dunia 2022 adalah tak lain untuk bisa langsung otomatis lolos putaran final piala dunia. Dengan menggelontorkan uang bermilyaran rupiah untuk melakukan persiapan yang sudah tertulis dalam proposal tersebut, diantaranya adalah untuk membangun stadion. Itu baru persiapan, belum lagi pada hal yang lebih dalam lagi, pasti lebih banyak yang dana yang digelontorkan lagi. Namun, dengan kondisi timnas yang begini-begini saja, apakah tidak sebaiknya uang yang sebanyak itu digunakan untuk pembinaan jangka panjang pemain muda kita. Seperti yang saat ini dijalani oleh tim junior SAD Indonesia yang menjalani latihan di Uruguay. Pembinaan pemain muda jangka panjang seperti itulah yang sangat dibutuhkan Indonesia saat ini, tentu saja untuk mewujudkan regenerasi pesepakbolaan Indonesia yang maju.
Kalaupun misal kita mampu untuk menjadi tim tuan rumah, apakah tim kita siap menghadapi tim-tim besar seperti Brasil dan Inggris? Apa kita siap menanggung malu atas penampilan timnas yang tiu-itu saja dan diliput oleh seluruh dunia. Daripada tampil di piala dunia dengan tim yang pas-pas’an, lebih pasti jika kita melakukan pembinaan pemain muda jangka panjang yang berkelanjutan.
Dana yang digelontorkan itu seakan keadaannya berbanding terbalik dengan kondisi timnas yang dialami saat ini, dengan timnas sekarang yang jarang melakukan ujicoba karena masalah dana, malah PSSI bisa menggelontorkan uang begitu banyaknya untuk persiapan jadi tuan rumah.
Dan ironis jika kita menilik pada kondisi Negara yang banyak rakyat hidup dalam garis kemiskinan, apakah uang sebanyak itu tidak sebaiknya digunakan dengan hal yang lebih menguntungkan dan bermanfaat lagi.?

by BIBIL