Jakarta, merupakan ibukota Negara Indonesia tercinta, merupakan kota terbesar di Indonesia, dan tentunya diikuti oleh kepadatan penduduk yang sangat membludak. Banyak perantau yagn mengadu nasib di kota metropolitan itu, karena tidak adanya kepastian pekerjaan di daerah asal mereka. Namun, para pendatang ini datang dengan kemampuan yang terbatas. Otomatis yang terjadi di ibukota adalah banyaknya pengangguran dan gelandangan yang semuanya merupakan korban dari “Syndrome mengadu nasib”.
Masalah ini mungkin masih di batas kemampuan kita untuk menanganinya, tapi kalau hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan menimbulkan sesuatu masalah yang lebih besar lagi. Salah satu solusi ekstrim untuk hal ini adalah kita harus mengubah atau lebih tepatnya memilih apakah Jakarta menjadi sebagai pusat pemerintahan , atau hanya sebagai pusat perekonomian, artinya kita harus memilih dari salah satu opsi tersebut. Tidak bisa kita menjalankan dua fungsi tersebut di satu kota saja. Memang untuk saat ini hal itu masih bisa dilakukan, namun untuk dalam jangka waktu yang panjang, hal ini tidak bisa untuk terus dilaksanakan. Ibaratnya, kota Jakarta itu seperti lampu, yang semakin hari akan semakin banyak laron yang menutupinya, dan pada akhirnya lampu itu tidak akan terang lagi karena sudah tertutup oleh laron yang semakin banyak.
Opsi yang saya tawarkan ini memang tidak sepenuhnya akan berjalan sempurna, karena saya yakin di dunia ini tidak ada solusi atau sesuatu hal yang mempunyai sisi positif 100%, artinya pasti ada sisi negative dari hal tersebut, namun kita harus melihat seberapa besar proporsinya antara sisi positif dan negative tersebut, missal perbandingannya 90:10, maka solusi tersebut saya anggap mempunyai prospek yang sangat bagus untuk dilaksanakan.
Saya mencoba untuk menjabarkan ide untuk mengubah Jakarta menjadi salah satu fungsi saja, antara pusat pemerintahan atau pusat perekonomian. Artinya, salah satu fungsi tersebut harus dipindahkan ke kota lain yang mempunyai wilayah strategis dan SDM yang maju pula. Kita bisa memilih calon kota pengganti itu pada wilayah yang mudah dijangkau oleh publik. Jika kita berani melakukan inovasi, kita bias memilih salah satu kota di luar jawa untuk bisa melaksanakan fungsi tersebut. Mengapa saya mengambil contoh kota dari luar wilayah jawa, tak lain adalah untuk pemerataan penduduk. Artinya , secara tidak langsung pemerataan penduduk akan secara otomatis akan berlangsung. Para pembaca mungkin sudah mengerti apa yang saya maksudkan bahwa jika pusat perekonomian dipindahkan ke kota lain (salah satu kota di luar jawa ) maka akan tercipta pembangunan, jika tercipta pembangunan, maka akan tercipta banyak lapangan pekerjaan.
Jika Jakarta tetap menjadi pusat pemerintahan dan pusat perekonomian, maka Jakarta akan “mati suri” dalam beberapa decade mendatang. Memang solusi yang saya tulis ini masih konsep dasar dan masih banyak kekurangannya, namun bila tidak ada tindakan segera, hal ini akan lebih berbahaya loagi.
Mari kita ciptakan solusi-solusi yang terbaik untuk membangun bangsa dan negeri tercinta ini.
By BIBIL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar