Ujian di kampus terselesaikan dengan menguras pemikiran di otak yang selalu pas-pas’an. Jam menunjuk 13.07 WIB, saatnya melahap makan siang bersama kawan-kawan “CEMPE”, membuka obrolan tentang jawaban+soal+trik mencontek ala “mahasiswa salah jurusan”, lirik kanan dan kiri, memainkan mata dan tangan. Ada sahutan obrolan,
“kita ternyata libur 5 hari yha., enak juga bisa istirahat lama”
Tersambar petir di siang hari, kulihat kalender dalam hape, dan ternyata memang mendapat libur 5 hari, segera kuputuskan untuk pulang ke desa nan indah di ujung kota, desa yang telah memberikan banyak kenangan dan makna hidup.
Sabtu 13 Oktober 2010, pukul 15.07, perjalanan ditempuh dengan kendaraan matic tercinta, didapatkan secara tidak sengaja dari sebuah kesalahpahaman yang indah. Menikmati perjalanan dengan mata ngantuk karena belum tidur. Malam begadang, bangun pagi2 karna tak nyaman tidurnya, liat film di laptop sampe sore. Akibatnya bisa diduga, mengendarai motor dengan pikiran melayang2 (setengah mimpi).
Di tengah kota, aku memutuskan mampir di rumah makan bakso urat Mas Nano, bakso favorit jaman sekolah. Baksonya halus dan menawan, bila lewat di depan depot, harumnya memanggil2 diantara angin sepoi2. Bakso sudah dibungkus, saatnya untuk lanjut perjalanan. Jam 7 malam, akhirnya nyampek juga di “gubuk” penuh makna, lebih dari 17 tahun kuhabiskan di atas atap ini, kenangan dan kenyataan hidup menjadi pengalaman yang sangat berarti. Masuk dengan mengucapkan salam, dan tak ada jawaban. Tak ada orang di rumah.
“pada kemana semua nih orang”, pikirku dalam hati.
Masa bodoh dengan orang rumah yang entah kemana, yang terlintas hanyalah ambil piring dan melahap bakso yang selama berbulan-bulan sudah diimpi2kan, (maklum, jarang pulang meskipun rumahnya di jawa sini aja, hehe).
Makan sudah, saatnya liat bola sambil istirahat, yang bertanding saat itu Aston Villa vs Manchester United, skor akhir 2-2. Dengan berakhirnya pertandingan tersebut, berakhir juga suasana sepi yang dirumah.
“loh, habis dari mana ?”
“habis dari lamarannya mbak Mus”.
Hah, ternyata mbak Mus sudah akan menikah, pertama kali datang sudah disambut berita tentang rencana pernikahan sepupu. Suatu berita baik untuk didengar, karena bukan curahan kegelisahan tentang kegagalan panen yang beberapa tahun terakhir membuat lesuh para petani di kampungku tercinta. Ya, aku adalah anak petani, petani yang nasibnya digantungkan oleh keberlangsungan kehidupan bibit ikan daalam tambak.
Lanjut ke jalan cerita, esoknya tiada kusangka lagi ada lamaran nikah’an, kali ini yang akan mau menikah adalah sepupu dari umi. Dan pada hari yang sama juga, tetangga depan rumah melangsungkan pernikahan tepat pada perayaan hari raya idul fitri.
Wow, apakah memang sudah dicetuskan bahwa idul qurban = musim kawin? Anda sendiri yang dapat menilainya. Selanjutnya jika anda ingin menikah juga, di waktu idul adha fine2 ajah. Ahahahaa.
By BIBIL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar