Sabtu, 25 Desember 2010

Sedikit Memikirkan Dimana Keberuntungan?

Tulisan ini hanya berisi gabungan2 cerita yang terkadang dianggap kurang mempunyai makna. Cerita tentang harapan, kegelisahan, kegagalan, dan keberuntungan. Bingung juga apa yang harus ditulis dalam membuka jalan cerita yang menyesatkan ini.

25 Desember pagi, 05.13 AM sms masuk di hp dual-sim seharga 750ribu. Terbaca pukul 08.57 AM dan berbunyi :
“Bil, Mbak Rouh sudah ngga ada (meninggal) semalem jam 10”.

.hmh,. Mbak Rouh adalah anak dari kakak ipar ortu aku, seorang guru SMP yang membesarkan 2 orang anaknya sendirian karena bercerai dengan suaminya. Aku biasanya memanggil dengan sebutan jawa khas “yu’ Rouh”. Memang tidak terlalu dekat dengan Mbak Rouh, bisa dibilang jarang sekali berkomunikasi langsung dengannya. Begitu juga dengan anak2ny, aku juga jarang berkomunikasi langsung, bahkan bisa dibilang belom pernah berkomunikasi sejak terakhir jamanku lulus TK.
Semoga amal & ibadah Mbak Rouh diterima di sisi Allah SWT. Amin.,.

Itu sedikit cerita tentang berita duka, berita yang tak jauh beda dengan kegagalanku dalam setiap hal, kegagalan yang serasa sudah menjadi sahabat akrab dalam perjalanan hidupku masa kini.

Pertengahan bulan desember ini, aku mengenal seorang wanita yang tak tahunya ternyata satu kampus, bermula dari melihat profilnya dalam dunia maya dan akhirnya berkenalan dengan tanpa basa-basi.

17 Desember 2010 07.36 PM, pertama kalinya aku mengirim SMS dari hp dual-sim seharga 750ribu, dan tak kukira dia merespon dengan sangat baik dan begitu indahnya. Tapi berkaca dalam kejadian yang sebelumnya, aku mematikan harapanku yang selalu besar, untuk melihat dulu ke step selanjutnya.
Dan tanpa kusadari, aku mulai gelisah memikirkan dirinya yang menurutku sudah Nampak indah, terlihat dari bentuk kata sms di hp dual-sim seharga 750ribu. Setengah pikiran menjadi tercurah pada sosoknya yang kubayangkan tiap sebelum tidur.

20 Desember 2010 07.02 PM, seperti hari2 sebelumnya, kami saling membalas sms penuh canda, sedikit dengan keraguan, aku beranikan diri untuk meminta berkunjung ke kostnya. Dan tak disangka dia sangat baik sekali untuk menyetujui. Kondisi tubuh yang baru bangun membuat diriku bergegas ke kamar mandi, memakai celana + kaos dan tak lupa sedikit parfum.

Tak lama, Aku sudah berdiri di depan kostnya,
“.hmh.,”
Dia keluar dan memanggilku, aku seperti terpaku terpanah terbata-bata, dia lebih indah dalam dunia nyata daripada dunia maya yang penuh kebohongan. Yang paling kuingat, “Rambutnya panjang dan matanya indah”. Kami bercerita banyak hal, dan berharap tidak ada suasana yang garing dan tegang seperti tes di angkatan militer.

Waktu berjalan begitu cepat, kami berpisah. Dan aku merasa indah, tapi tidak tahu apakah dia merasa indah juga atau merasa muak dan muntah setelah melihatku.?
Biasanya saat selesai bertemu langsung, ini yang menentukan untuk membuktikan dia merasa muak atau tidak. Ya, dengan mencoba mengirim sms, kalau dia enggan membalasnya, maka dia memang muak, dan bila dibalasnya seperti biasa, maka dia merasa mungkin sedikit nyaman, tapi tidak tahu juga kalo dia membalasnya buat hanya nge-jaga perasaan kita aja.
Dan mungkin dia masih belom merasa muak denganku yang artinya dia membalas sms seperti biasa di hari2 sebelumnya. Malam ini memang terasa sedikit memberikan harapan.

“I hope this really a good start”, kata itu yang terlintas dalam otak. Namun bayangan buruk muncul kembali di pikiran. Jujur saja, dalam beberapa waktu terakhir ke-TIDAK-beruntungan selalu menghampiriku, entah kenapa aku juga tidak tahu.
Untuk saat ini, memang ada harapan dan impian yang DIA (wanita berambut panjang dan bermata indah) ciptakan, tapi aku memang harus bersiap untuk sadar diri, jika saja DIA tidak berminat atau merasa muak denganku.

Karena memang banyak orang yang tiba2 ill feel, tanpa pernah aku sadar apa penyebabnya. Apakah memang wajahku terlalu buruk, apakah aku seperti orang cacat, apakah ketulusan tidak bisa menghapus rasa itu, apakah memang aku selalu menjadi “YANG TERHINA” ?

By BIBIL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar